Kesiapsiagaan Bencana Karhutla Berbasis Prediksi BMKG Harus Segera Dilakukan

Rabu, 30 April 2025 17:12 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

karhutla.jpg
Petugas BPBD Ogan Ilir, Sumatera Selatan, memadamkan kebakaran lahan. (BPBD Sumsel)

PALEMBANG, WongKito.co  - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemerintah daerah di sejumlah provinsi, termasuk Provinsi Sumatera Selatan, untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla), terutama menjelang dan selama puncak musim kemarau pada Juni hingga Oktober 2025. 

Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, provinsi-provinsi tersebut antara lain Riau, NTT, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua Selatan. 

“Langkah preventif dan mitigasi berbasis prediksi BMKG diharapkan dapat segera diimplementasikan,” imbaunya dalam Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Nasional Tahun 2025 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Selasa (29/04/2025). 

Dwikorita memberikan beberapa rekomendasi seperti peningkatan kewaspadaan seluruh pihak diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini, terutama menjelang dan selama puncak musim kemarau (Juni-Oktober 2025). 

Begitu juga, pemanfaatan Informasi BMKG yaitu informasi prediksi iklim dan potensi karhutla BMKG dapat diakses secara interaktif melalui situs resmi BMKG. Data kualitas udara, hotspot, dan prediksi potensi karhutla juga tersedia untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

“BMKG berkomitmen untuk terus memantau perkembangan iklim dan potensi karhutla serta menyampaikan informasi terkini kepada masyarakat dan pihak terkait demi mencegah dampak buruk yang mungkin terjadi,” jelasnya.

Indeks Potensi Karhutla

BMKG memprediksi awal musim kemarau 2025 akan terjadi secara bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah, dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada periode Juni–Agustus. Sifat kemarau diprediksi didominasi kondisi normal (sekitar 60%), namun 26% wilayah berpotensi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) dan 14% bawah normal (lebih kering).

Pada, April-Mei 2025, risiko karhutla umumnya rendah, namun beberapa area di Riau, Sumatera Utara, dan NTT mulai menunjukkan risiko menengah hingga tinggi. Juni 2025, peningkatan signifikan risiko karhutla di Riau (41,5% wilayah berisiko tinggi), Sumatera Utara, Jambi, dan sekitarnya.

Juli-September 2025, risiko karhutla meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, serta Bangka Belitung menjadi wilayah dengan potensi risiko tertinggi, dan Oktober 2025, risiko karhutla diprediksi tetap tinggi di NTT, Papua Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. (*)