Kimia Farma (KAEF) Divestasi 40% Kepemilikan di Kimia Farma Apotik ke BUMN China SRF

Minggu, 20 November 2022 17:27 WIB

Penulis:Susilawati

Apotek PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) / Dok. Perseroan

JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF), anak usaha holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) menjual 40% kepemilikan sahamnya (divestasi) di cucu usaha Bio Farma, PT Kimia Farma Apotik (KFA) kepada BUMN Cina Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority (INA).

Kesepakatan senilai Rp1,86 triliun ini dicapai lewat penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement (CSPA) beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya belum lama ini.

Perjanjian ini akan efektif berlaku setelah seluruh kondisi dan prasyarat dapat dipenuhi oleh kedua pihak, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.

Baca Juga :

SRF dan INA juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 14 Oktober 2022 di Jakarta.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, mengatakan masuknya kedua investor akan membuka peluang pasar dan jaringan perseroan dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ekspansi bisnis ke luar negeri. 

Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai Perusahaan.

Perusahaan saat ini memiliki kapasitas dari hulu ke hilir di seluruh rantai nilai sektor farmasi, dengan lebih dari 1.100 outlet, 400 klinik dan 70 laboratorium diagnostik.  

“Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja perseroan yang lebih baik,” kata David dalam website resmi, dikutip Minggu, 20 November 2022.

Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun, menambahkan, kesempatan ini merupakan proyek utama dari kerja sama berkualitas tinggi antara Tiongkok dan Indonesia di bawah Belt and Road Initiative dan merupakan peluang investasi yang menarik. 

Dalam transaksi CSPA ini, Credit Suisse, BNI Sekuritas and Mandiri Sekuritas bertindak sebagai penasehat keuangan untuk KAEF dan KFA. Sementara CLSA menjadi penasehat keuangan untuk SRF dan INA.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 20 Nov 2022