Marak Kasus Keracunan MBG: IDAI Sampaikan Surat Terbuka Tegaskan 5 Hal ini

Sabtu, 27 September 2025 13:51 WIB

Penulis:Nila Ertina

Ilustrasi anak sekolah keracunan MBG
Ilustrasi anak sekolah keracunan MBG (Foto WongKito.co/Mg/Jupio)

PALEMBANG, WongKito.co - Maraknya kasus keracunan yang menimpa anak-anak penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak bisa tinggal diam.

IDAI menyampaikan surat terbuka yang disebarluaskan melalui akun resmi Instagram organisasi profesi dokter anak tersebut, @idai_ig, Jumat (26/9/2025).

IDAI mengingatkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mementingkan keamanan dan kualitas pangan dalam program MBG setelah maraknya kasus keracunan makanan pada anak sekolah.

Baca Juga:

Anak-anak adalah prioritas utama. Mari pastikan makanan yang diberikan aman, bergizi, dan berkualitas untuk mendukung tumbuh kembang mereka.

Bersama, kita jaga kesehatan dan masa depan anak Indonesia.

IDAI juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus keracunan makanan pada anak sekolah dalam kegiatan Makanan Bergizi Gratis di berbagai daerah.

Program MBG sejatinya bertujuan mulia untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia, namun kejadian keracunan ini terus berulang yang justru menimbulkan risiko serius bagi keselamatan anak. Bahkan, ada balita dan ibu hamil juga yang terkena dampaknya, sehingga kelompok rentan ini sebaiknya turut dimasukkan dalam perhatian utama.

IDAI menegaskan:

1. Keselamatan Anak dan Kelompok Rentan

Anak, balita, dan ibu hamil merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari risiko keracunan makanan.

2. Keamanan Pangan

Prosedur penyediaan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan wallb sesuai standar keamanan pangan untuk mencegah kontaminasi.

3. Kualitas dan Keseimbangan Menu

Menu MBG harus bergizi selmbang dan disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi.

4. Pengawasan

Pengawasan diperketat. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beserta seluruh kelengkapannya harus tersertifikasi, dimonitor, dan dievaluasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN)

5. Mitigasi dan Layanan Aduan

Perlu disiapkan prosedur mitigasi kasus keracunan melibatkan pemerintah, sekolah, dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Pemberdayaan layanan aduan masyarakat sangat diperiukan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada.

Dan IDAI menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan Makan Bergizi Gratis benar-benar memberikan manfaat kesehatan, gizi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak Indonesia.

Keracunan di Sumsel

Data menunjukan sejak dimulainya program MBG pada 6 Januari 2025, sebanyak 296 murid sekolah dari enam kota/kabupaten di Sumsel keracunan makanan.

Terbaru sebanyak 13 siswa SDN 178 Palembang keracunan usai menyantap makanan yang disajikan di sekolah  pada, Kamis (25/9/2025).

Sebelumnya, Selasa (23/9/2025) sebanyak 12 siswa, di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Rabu (3/9/2025)
sembilan siswa di Kabupaten Musi Banyuasin juga keracunan.

Lalu pada Senin (1/9/2025) sebanyak 80 siswa di Ogan Komering Ilir juga keracunan. Pada Senin (5/5/2025)  sebanyak 174 siswa di Kabupaten PALI mengalami muntah mual, keracunan makanan MBG.

Sedangkan yang pertama kali terjadi keracunan adalah delapan siswa di Kabupaten Empat Lawan, pada Selasa (18/2/2025).(*)