PBB
Selasa, 11 Agustus 2020 20:06 WIB
Penulis:Drean Muhyil Ihsan
Andi Taufan Garuda Putra, pendiri lembaga peer to peer Lending bernama Amartha. / Facebook @amarthaid
JAKARTA – Nama mantan Staf Khusus Milenial Presiden, Andi Taufan Garuda Putra sempat menghebohkan dunia perpolitikan Tanah Air. Ia sempat diduga menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan bisnisnya.
Terlepas dari sangkaan itu, pria keturunan Bugis ini telah membawa PT Amartha Mikro Fintek sebagai entitas financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending yang menghubungkan pendana urban dengan pengusaha mikro dan kecil di pedesaan.
Berdiri sejak tahun 2010, Amartha membuka akses permodalan untuk Perempuan Tangguh dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pelosok desa.
Amartha melayani pendanaan bagi pengusaha mikro yang tidak memiliki akses layanan keuangan di pedesaan. Mitra usaha terpilih Amartha adalah pengusaha mikro perempuan dengan kebutuhan modal mulai dari Rp1,5 juta. Pendanaan Amartha disalurkan untuk usaha produktif di tempat mereka tinggal, yang saat ini tersebar di berbagai pedesaan di Indonesia.
Melalui laman resmi Amartha, diketahui bahwa perusahaan ini telah berhasil menyalurkan dana sebesar Rp2,5 triliun kepada sekitar 520.000 UMKM di desa. Nilai TKB90 atau Tingkat Keberhasilan Bayar pada hari ke-90 Amartha mencapai 98,38%.
Proses seleksi calon penerima pinjaman Amartha dilakukan dengan algoritma skor kredit (credit scoring) guna menilai kelayakan berdasarkan analisa usaha dan kepribadian. Grade A hingga E merepresentasikan kemungkinan keberhasilan bayar dan potensi risiko gagal bayar peminjam dana.
Amartha menawarkan keuntungan hingga 15% per tahun dan cashflow mingguan, serta pembayaran angsuran dapat diambil kapanpun bagi pendana. Selain itu, pendana juga dimanjakan dengan adanya tampilan pilihan mitra terpercaya, lengkap mulai dari nama hingga margin keuntungan usaha mitra.
Amartha telah berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah yang ingin membantu perempuan desa di wilayah cakupan pemerintah tersebut. Kolaborasi ini menghasilkan baik modul pembelajaran atau bantuan lainnya. Sejauh ini, Amartha telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat, Pemda Jawa Tengah, Pemda Jawa Timur, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan adanya modul tersebut, diharapkan mitra Amartha mampu mengalokasikan uangnya dengan lebih bijak dan dapat mengembangkan kemampuan wirausaha mitranya, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menjadi penggerak roda ekonomi.
Tak hanya menggandeng organisasi nirlaba dan pemerintah, Amartha juga menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Biasanya perusahaan ini menjalankan acara-acara yang bersifat tematik, layanan publik di daerah, maupun modul-modul pembelajaran. Bersama para partner-nya, Amartha telah membangun sanitasi air bersih, melakukan cek kesehatan, dan lain-lain bagi penduduk desa.
Amartha diketahui telah menggandeng sejumlah organisasi lintas negara, antara lain UNCDP, UN Women, dan World Bank. Organisasi-organisasi ini menyalurkan dana grant yang oleh Amartha dikelola menjadi modul pembelajaran atau bantuan pemberdayaan perempuan. (SKO)