Menteri Bahlil Ungkap Investasi Hilirisasi Batu Bara Sepenuhnya Berasal dari Amerika Serikat

Senin, 24 Januari 2022 13:09 WIB

Penulis:Nila Ertina

Menteri Investasi/BKPM, Bahlil L
Menteri Investasi/BKPM, Bahlil L (tangkapan layar youtube Kementerian Investasi/BKPM)

PALEMBANG, WongKito.co - Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan kalau investasi proyek hilirisasi batu bara sepenuhnya berasal dari perusahaan Amerika Serikat, Air Products Chemical.

"Tidak benar kalau semua investasi berasal dari China, Jepang, dan Korea Selatan. Ini proyek hilirisasi batu bara full dari Amerika,"kata dia dalam sambutan pada Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara menjadi dymenthil eter atau DME, di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).

Ia menjelaskan sejak pertama kali dilantik menjadi menteri, Presiden Joko Widodo menugaskan untuk menyelesaikan hilirisasi  produk.  

"Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME adalah yang pertama," ujar dia.

Baca Juga:

Bahlil bercerita, kesepakatan pelaksanaan proyek tersebut setelah disepakatinya Air Products Chemical di Dubai akhir November lalu menginvetasikan dana sebesar 15 miliar dolar Amerika atau setara Rp210 triliun.

Kesepakatan tersebut, terealisasi setelah sebelumnya Menteri BUMN Erick Tohir bersama Pertamina melakukan pertemuan di Amerika Serikat pada tahun 2020.

Namun, saat itu belum bergerak sehingga akhirnya tercapailah kesepakatan tahun lalu di Dubai dengan Mr.Seifi Ghasemi sebagai President and CEO Air Products Chemical.

Rekrut Puluhan Ribu Pekerja

Bahlil menambakan dengan dimulainya proyek hilirisasi batu bara yang ditargetkan beroperasi tahun 2025 tersebut, akan membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat Sumatera Selatan dan Indonesia tentunya.

Tahap konstruksi saja butuh sekitar 12.000 sampai 13.000 tenaga kerja. Lalu, pada saat proyek beroperasi kebutuhan tenaga kerja mencapai 12.000 orang.

Sedangkan ketika sampai produksi di Pertamina, maka mampu menyerap tenaga kerja minimum 3.000 orang, jelas dia.

Dengan diproduksinya DME tahun 2025, maka negara akan berhasil mengurangi ketergantungan impor LPG sekitar 6-7 juta ton LPG, dimana setiap yang 1 ton membutuhkan dana sebesar Rp7 triliun.

Produksi DME akan mampu menghemat APBN yang setiap tahun mencapai Rp80 triliun, tambah dia.

Presiden and CEO Air Products Chemical, Mr.Seifi Ghasemi dalam sambutan  virtualnya mengungkapkan betul-betul berkomitmen untuk melanjutkan investasi pada proyek bernilai multi miliar dola di Indonesia.

"Diantaranya proyek hilirisasi batu bara menjadi gas," kata dia.

Sebagai perusahan kalau merasa senang bisa berpartisipasi dalam mendukung Indonesia memroduksi DME.

Sebagai perusahaan gas industri global terkemuka pihaknya sangat berkomitmen mendukung permodalan yang dibutuhkan industri tersebut.

Apalagi, Indonesia memiliki pemimpin yang luar biasa, Presiden Joko Widodo, tambah dia.(ert)