Jumat, 19 Agustus 2022 12:51 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Nilai kurs rupiah dibuka melemah karena dibayang-bayangi oleh sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) yang berikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan karena inflasi yang masih tinggi.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 19 Agustus 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 24,5 poin di level Rp14.861 perdolar AS.
Pada perdagangan hari sebelumnya, Kamis, 18 Agustus 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 68,5 poin di level Rp14.836,5 perdolar AS.
Baca Juga :
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah hari ini masih berpotensi untuk melemah karena komentar dari para petinggi The Fed.
Mereka menyuarakan dukungan untuk mengerek suku bunga acuan AS ke depannya karena tingkat inflasi yang masih tinggi, dan mereka pun diindikasikan tidak akan berhenti mengetatkan kebijakan moneter itu sampai inflasi menurun drastis.
Salah satu petinggi The Fed yang mendukung pengerekan suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan adalah Presiden The Fed St Louis, James Bullard.
Sementara itu, para pelaku pasar juga tengah mewaspadai perkembangan inflasi di Indonesia yang diperkirakan akan naik dan pada gilirannya berdampak kepada pergerakan kurs rupiah.
"Namun demikian, selama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mampu mengendalikan inflasi di kisaran target, ini mungkin tidak berdampak negatif ke rupiah," ujar Ariston kepada TrenAsia, Jumat, 19 Agustus 2022.
Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, rupiah berpotensi untuk melemah lagi dan bergerak di kisaran Rp14.800-Rp14.900 perdolar AS.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 19 Aug 2022