Senin, 18 April 2022 15:58 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA – PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) melalui anak usahanya PT Duta Buana Permata (DBP) akan mengakuisisi 35% saham PT Dirgantara Yudha Artha dengan nilai transaksi sebesar Rp256,5 miliar.
Pembelian tersebut merupakan tahapan awal dari proses sinergi lini bisnis konstruksi yang dimiliki PT Global Dinamika Kencana (GDK) untuk memperkuat lini bisnis konstruksi. Sinergi bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan lini bisnis konstruksi perseroan ke depannya.
Direktur Utama DGIK, Budi Susilo mengungkapkan konsolidasi ini merupakan bagian dari pertumbuhan inorganik yang mampu mendorong pertumbuhan secara eksponensial. Dirgantara sendiri merupakan perusahaan jasa konstruksi dengan spesialisasi infrastruktur yang dibekali dengan 300 alat berat.
Baca Juga :
Melalui kolaborasi ini, kata Budi maka kapasitas perseroan akan meningkat, baik dalam hal penambahan spesialisasi segmen konstruksi yang dimiliki maupun peningkatan sumber daya operasional konstruksi seperti peralatan konstruksi.
“Kami juga akan semakin agresif untuk menggarap proyek-proyek high rise building dan infrastruktur yang menjadi keahlian kami. Tidak hanya di tanah air, bahkan mancanegara,” ujar Budi di Jakarta, Senin, 18 April 2022.
Selain segmen jasa konstruksi, Dirgantara juga menyediakan jasa sewa alat berat untuk mengoptimalkan monetisasi keunggulan peralatan konstruksi yang dimiliki oleh perseroan. Menurut Budi, langkah konsolidasi ini berada dalam jalur yang tepat di tengah momentum pemulihan ekonomi secara global.
Ia optimistis permintaan jasa konstruksi akan pulih seiring dengan pergerakan ekonomi yang ekspansif mulai tahun ini. Selain keunggulan sumber daya, kapabilitas dan pengalaman dari portofolio proyek yang dimiliki, perseroan juga telah berada dalam kondisi keuangan yang sangat baik, sehingga kondisi ini akan menjadi keunggulan bersaing bagi Perseroan di industri jasa konstruksi yang merupakan industri padat modal.
Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan mampu mencapai Rp1 triliun atau tumbuh 173% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, untuk besaran pertumbuhan laba bersih ditargetkan bisa tumbuh diatas pertumbuhan pendapatan. Sikap optimiste tersebut didasarkan pada upaya efisiensi dan efektifitas operasional yang dilakukan perseroan sehingga mampu menjaga performa profitabilitas.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 18 Apr 2022