Senin, 23 September 2024 08:18 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) menghadapi tantangan besar.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa dinamika ekonomi global dan domestik membawa tantangan tersendiri bagi industri BPR dan BPRS.
Namun, berbagai upaya penguatan telah disiapkan untuk menghadapi tantangan ini guna memastikan pertumbuhan industri tetap berkelanjutan.
Baca Juga:
Ia menyatakan bahwa adopsi teknologi informasi yang semakin masif menjadi salah satu faktor yang mengubah perilaku, ekspektasi, dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk bank umum, tetapi juga BPR dan BPRS.
"Adopsi teknologi telah mengubah ekspektasi masyarakat, termasuk dalam layanan yang diberikan oleh BPR dan BPRS. Mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini," ungkap Dian Ediana Rae melalui jawaban tertulis, dikutip Jumat, 20 September 2024.
Selain itu, persaingan di sektor keuangan, terutama dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM, semakin ketat. BPR dan BPRS harus beradaptasi dan memperkuat daya saing mereka agar tetap relevan dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Roadmap Pengembangan dan Penguatan BPR/S 2024-2027
Untuk mengantisipasi berbagai tantangan tersebut, OJK telah merilis Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR/S pada tanggal 21 Mei 2024. Roadmap ini mencakup empat pilar utama yang diharapkan dapat membangun industri BPR dan BPRS yang tangguh, berdaya saing, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah.
"Penerapan roadmap ini menjadi langkah penting untuk memperkuat industri BPR dan BPRS agar tetap tangguh menghadapi tantangan bisnis ke depan," ujar Dian.
Baca Juga: Maybank dan Fintech Lending Batumbu Kerja Sama Pembiayaan Channeling Senilai Rp1 Triliun
Adapun empat pilar yang terdapat dalam roadmap tersebut adalah sebagai berikut:
Tantangan yang Akan Dihadapi di 2025
Meskipun roadmap telah disusun, industri BPR dan BPRS akan tetap menghadapi berbagai tantangan pada tahun 2025. Dian Ediana Rae menyoroti bahwa tantangan tersebut tidak hanya berasal dari luar, seperti gejolak ekonomi global, tetapi juga dari internal industri itu sendiri.
"Persaingan yang ketat, terutama bagi BPR yang memiliki daya saing rendah, menjadi salah satu tantangan utama. Karena itu, penguatan daya saing menjadi kunci keberhasilan BPR di masa depan," ujar dia.
Baca Juga:
Dalam menghadapi persaingan tersebut, OJK telah menyiapkan berbagai strategi melalui penguatan struktur dan daya saing, akselerasi digitalisasi, serta penguatan peran BPR dan BPRS di wilayah masing-masing. Dian berharap, dengan adanya roadmap ini, industri BPR dan BPRS akan memiliki ketahanan yang lebih baik dan mampu menghadapi tantangan bisnis secara efektif.
"Jika inisiatif-inisiatif dalam roadmap dilaksanakan dengan baik, industri BPR dan BPRS akan mampu mempertahankan eksistensinya serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi nasional," tutup Dian Ediana Rae.
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik antara BPR, BPRS, serta pemangku kepentingan lainnya, diharapkan industri ini akan tumbuh lebih kuat dan berdaya saing tinggi pada tahun 2025.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 23 Sep 2024