Senin, 30 November 2020 13:09 WIB
Penulis:Nila Ertina
WongKito.co - Peraih Women of The Future Southeast Asia 2019, yang memiliki segudang prestasi dan karya baik berupa karya sastra maupun karya ilmiah, Okky Madasari mengaku bangga menjadi juri lomba penulisan puisi, cerpen dn esai bertema ekologi "Daya Rusak Pertambangan Batubara dan PLTU bagi Kehidupan" yang diselenggarakan Perhimpunan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER).
"Sungguh kebanggaan bagi saya bisa terlibat sebagai juri karena karya yang ditulis anak-anak Sumatera Selatan tampil beda dari publikasi selama ini, dimana mayoritas mengklaim kebaikan industri pertambangan batubara dan keberadaan PLTU," kata dia, dalam pertemuan virtual penutupan rangkaian Lomba Penulisan Puisi, Cerpen dan Esai AEER yang berlangsung sejak Juli, akhir pekan lalu.
Ia mengungkapkan, kekuatan sastra ada pada kemampuannya dalam menggelitik dan menggelisahkan.
"Tidak hanya sekedar berteriak lalu dilupakan begitu saja," ujar dia.
Okky mencontohkan puisi karya Wahyu Hendrawan siswa SD di Palembang berjudul Sepeda, Ikan dan Batubara dengan penggalan "Aku tidak dapat sepeda dari Pak Jokowi karena tidak bisa menjawab nama-nama ikan. Dari kecil tak ku jumpai tilap lagi. Padahal kata Bapak di Sungai Enim banyak ikan.
"Ini contoh bagaimana imajinasi sastra telah hidup di diri seorang siswa SD. Kegelisahan tergambarkan dan kritis juga tersampaikan," kata penulis Genealogi Sastra Indonesia: Kapitalisme, Islam dan Sastra Perlawanan (2019).
Dia berharap karya yang ditulis dengan apa yang dilihat, dialami akan mampu menjadi acuan bagi pengambil kebijakan untuk juga menimbang sisi lain atau kepentingan masyarakat dalam setiap kebijakan bukan hanya berpihak pada kepentingan investasi.
Semoga rangkaian lomba yang telah selesai digelar ini bisa membawa perubahan pada kebijakan lingkungan dan terutama membangun kesadaran baru bagi semua, tambah dia.(Nila Ertina)