Jumat, 02 Desember 2022 18:45 WIB
Penulis:Susilawati
Editor:Nila Ertina
JAKARTA – Hingga jelang penghabisan 2022, kabar gembira belum juga menghampiri pasar kripto.
Sampai November 2022, pasar kripto mengalami volatilitas tinggi yang cenderung alami penurunan tajam. Belum reda masalah dari Terra Luna dan Three Arrow Capital, pasar kripto di awal Desember kembali harus menghadapi masalah yang lebih besar.
Bursa kripto FTX dinyatakan bangkrut akibat krisis likuidasi. Padahal, bursa ini sempat memiliki valuasi senilai US$ 32 miliar. Melihat sentimen negatif yang bertubi-tubi, Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengungkapkan bahwa akhir tahun berpotensi jadi titik pemulihan pasa kripto meskipun harus tetap diwaspadai.
Alasannya, The Fed menyatakan bakal melunak untuk tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan di bulan ini.
"Bulan Desember ini mungkin akan menjadi masa pemulihan dari keterpurukan market," kata Afid dalam keterangan resmi, Jumat 2 Desember 2022.
Baca Juga :
Diketahui, Ketua The Fed, Jerome Powell, telah mengisyaratkan potensi penurunan kenaikan suku bunga di bulan Desember. Pertemuan FOMC sendiri akan dilaksanakan pada 13-14 Desember. Melunaknya sikap The Fed bisa menggenjot market kripto dan memberikan harapan kepada investor.
Afid mengatakan, jika suku bunga jangka pendek akan meningkat sebesar 50 basis poin ke kisaran target 4,25 hingga 4,50% maka bisa membuat nilai Bitcoin sedikit meningkat dan kemungkinan akan bertahan hingga akhir Desember.
"Perlu dicatat bahwa pertemuan FOMC sering memicu volatilitas di pasar krpto," jelas Afid.
Dengan volatilitas yang merendah dari imbas FTX serta potensi pelambatan dalam kenaikan suku bunga The Fed, Bitcoin dan Ethereum kemungkinan akan mengalami bullish pada Desember
Afid juga berharap akan ada fenomena "Reli Sinterklas." Reli Sinterklas adalah fenomena di mana pasar saham reli pada hari-hari menjelang Natal.
Oleh karena itu, investor percaya bahwa Desember adalah bulan keberuntungan bagi saham yang juga dapat membantu Bitcoin dan pasar kripto untuk menguat.
"Investor percaya bahwa reli Sinterklas di pasar saham akan mengalir ke pasar kripto membuat harga Bitcoin melonjak pada bulan Desember," jelas Afid.
Di sisi lain, efek reli Sinterklas diklaim sudah tidak relevan lagi. Pada tahun 2021, Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar US$69.044 pada bulan November, tetapi harganya turun pada bulan Desember. Artinya, pasar kripto bernasib baik hingga November 2021, tetapi turun pada bulan Desember tanpa efek reli Sinterklas.
Market kripto juga rawan dari aksi taking profit yang masif dilakukan oleh investor di bulan Desember ini. Biasanya, investor akan lebih membutuhkan uang tunai, daripada berinvestasi di musim liburan akhir tahun.
"Harga kripto di bulan Desember bisa jadi sideways, karena investor sedang dalam mood untuk musim liburan dan biasanya taking profit, sehingga beristirahat pada aktivitas pasar," tutup Afid.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 02 Dec 2022