Perangkat Pemantau Hujan di Musi Rawas Dicuri, BMKG: Meningkatkan Risiko Bencana

Kamis, 21 Agustus 2025 17:22 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

1000085304.jpg
Komponen krusial untuk pengiriman data curah hujan secara real time BMKG hilang.. (ist/Stasiun Klimatologi Sumsel)

PALEMBANG, WongKito.co - Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan BMKG melaporkan telah terjadinya pencurian komponen vital pada instrumen pengamatan hujan otomatis yakni Automatic Rain Gauge (ARG) di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sukakarya, Musi Rawas. 

Peristiwa yang terjadi pada 20 Agustus 2025 tersebut mengakibatkan hilangnya baterai dan panel surya, yang merupakan komponen krusial untuk pengiriman data curah hujan secara real time.

“Hilangnya data dari perangkat ini sangat mengkhawatirkan, terutama menjelang musim hujan yang akan datang,” ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis, dalam keterangannya, Kamis (21/08/2025).

Dia menjelaskan, data curah hujan sangat penting untuk memberikan informasi peringatan dini terkait potensi bencana banjir dan kekeringan meteorologis. Akan ada dampak dan kerugian akibat pencurian ini. 

BMKG mendata, Wilayah Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Lubuk Linggau merupakan zona musim dengan curah hujan tinggi, dengan musim hujan yang biasanya berlangsung dari September hingga Juni. Daerah ini rentan terhadap bencana banjir. Sebagai contoh, pada Maret 2025, banjir di Musi Rawas merendam setidaknya 300 rumah, dan pada April 2024, hampir 3.000 rumah di Musi Rawas Utara terdampak. 

“Mengingat ancaman ini, peran instrumen BMKG dalam memantau curah hujan menjadi sangat vital,” tegasnya.

Proses penggantian komponen yang hilang tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk pengajuan dan pengadaan perangkat baru, yang akan berdampak langsung pada keakuratan dan ketepatan informasi yang diberikan BMKG kepada masyarakat.

Kasus Pencurian Berulang

Wandayantolis memastikan, pencurian perangkat BMKG di Sumatera Selatan telah menjadi permasalahan berulang. Dalam sepuluh tahun terakhir, tercatat beberapa kasus serupa. Pada Januari 2025, instrumen Automatic Agroclimatology Weather Station (AAWS) BMKG di OKI menjadi sasaran. 

“Dalam sepuluh tahun terakhir, pencurian komponen baterai dan panel surya tercatat terjadi sebanyak dua kali di Dinas Pertanian Pagaralam, dua kali di BPP Ulu Musi (Empat Lawang), dan satu kali di BPP Buay Madang (OKU Timur),” sebutnya.

BMKG menekankan pentingnya peran serta masyarakat dan instansi daerah dalam menjaga keamanan perangkat meteorologi. Setiap elemen masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mendukung sistem peringatan dini yang efektif demi keselamatan bersama. (*)