Perkuat Isu KBGO dan Jurnalisme Konstruktif, FJPI Sumsel Jadi Tuan Rumah Pelatihan Digital Story Telling ABCID

Rabu, 20 Agustus 2025 11:16 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

1000081113.jpg
Jasmine dari Magdalene mengulas isu KBGO di hari pertama pelatihan. (wongkito.co/yulia savitri)

PALEMBANG, WongKito.co – Australian Broadcasting Corporation International Development (ABCID) kembali menggelar pelatihan Digital Story Telling, dimana kali ini mengambil event Festival Perahu Bidar Tradisional (FPBT) di Kota Palembang, Sumatera Selatan, 14-19 Agustus 2025.  Dalam pelatihan kali ini, ABCID kembali menggandeng Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) sebagai penyelenggara. 

Pelatihan ini membahas materi dasar mengenai keamanan digital, kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO), serta jurnalisme konstruktif. Selain itu, peserta juga melakukan praktik liputan pada ajang Festival Perahu Bidar Tradisional yang digelar Pemerintah Kota Palembang pada 15-17 Agustus 2025.

Ketua FJPI Sumsel, Dwitri, menyebut kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi antara FJPI dengan Australia Broadcasting Corporation International Development (ABC ID). FJPI Sumsel turut mendampingi penyelenggaraan kegiatan selama delapan hari penuh di Palembang.

“Mulai dari menyiapkan wawancara dengan Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, hingga mendampingi peserta saat liputan Festival Perahu Bidar Tradisional, FJPI juga berperan aktif memberikan informasi kepada peserta maupun fasilitator,” kata Dwitri.

Sebanyak 18 jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti pelatihan ini, mulai dari Aceh hingga Papua. Mereka mendapat bimbingan dari sejumlah fasilitator, di antaranya Andre Yuris yang membawakan materi Keamanan Digital; Jasmine dan Ayu dari Magdalene yang mengulas isu KBGO; serta Mark Bowling, Hanna Fauzie, Aprelia, dan Marry Lou yang membekali peserta dengan praktik storytelling dalam jurnalisme konstruktif.

Salah satu peserta asal Aceh, Indah Rastika Sari mengaku mendapat inspirasi baru dari liputan Festival Bidar di Palembang.

“Palembang luar biasa dengan tradisi bidarnya. Kami senang karena liputan didampingi, bisa banyak bertanya, dan mendapat narasumber yang beragam. Pengalaman ini akan saya bagikan ke Aceh,” ungkap Indah.

Hal senada disampaikan Novie, peserta asal Pekanbaru, Riau. Menurutnya, meski daerahnya memiliki tradisi Pacu Jalur, pengalaman di Palembang memberi sudut pandang berbeda.

“Banyak ilmu baru yang saya dapatkan di sini. Palembang punya karakter budaya yang khas dan menarik untuk diangkat dalam liputan,” kata Novie.

Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas jurnalis, khususnya dalam mengedepankan perspektif gender, keamanan digital, dan pendekatan jurnalisme konstruktif dalam pemberitaan. (*)