Jumat, 31 Januari 2025 18:30 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Kinerja investasi Indonesia pada kuartal IV tahun 2024 atau selama masa transisi pemerintahan dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan total realisasi investasi mencapai Rp452,8 triliun.
Angka ini mencerminkan kenaikan sebesar 4,9% secara kuartalan (QoQ) dan 23,8% secara tahunan (YoY). Pencapaian tesebut semakin memperkuat kepercayaan diri pemerintah terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam mendorong penyerapan tenaga kerja dan pemerataanpembangunan di berbagai wilayah.
"Pencapaian kita dalam kuartal IV 2024 adalah Rp452,8 triliun, di mana kenaikan secara quarter-on-quarter adalah 4,9 persen," papar Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslan kala memberikan keterangan pers di Jakarta, Jumat, 31 Januari 2024.
Pada kuartal IV 2024, investasi di luar Pulau Jawa kembali mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp260,4 triliun atau 57,5% dari total realisasi investasi. Sementara itu, Pulau Jawa menyumbang Rp192,4 triliun (42,5%). Lima provinsi dengan realisasi investasi tertinggi adalah Jawa Barat, Jakarta, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Baca juga:
Pemerintah menilai hal ini sebagai bukti keberhasilan upaya pemerataan pembangunan melalui berbagai insentif dan kebijakan yang mendorong investasi di wilayah luar Jawa. Investasi dalam negeri (PMDN) pada kuartal IV 2024 mencapai Rp207 triliun (45,7% dari total),
sementara investasi asing (PMA) menyumbang Rp245,8 triliun (54,3%). Pertumbuhan PMA yang cukup tinggi menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.
Pada kuartal IV 2024, realisasi investasi berhasil menyerap sebanyak 580.916 tenaga kerja. Lima subsektor dengan realisasi investasi terbesar meliputi Industri Logam Dasar yang mencapai Rp60,4 triliun, diikuti oleh sektor Pertambangan dengan Rp52,2 triliun.
Selanjutnya, sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi mencatatkan investasi sebesar Rp42,7 triliun, sementara Industri Makanan mencapai Rp34,5 triliun. Adapun sektor Jasa Lainnya menempati posisi kelima dengan nilai investasi sebesar Rp34,2 triliun.
Subsektor industri logam dasar dan pertambangan yang menjadi penyumbang terbesar, dinilai Rosan mencerminkan fokus pemerintah dalam mendorong hilirisasi industri dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Secara kumulatif, realisasi investasi sepanjang tahun 2024 mencapai Rp1.714,2 triliun, melampaui target yang ditetapkan Presiden sebesar Rp1.650 triliun. Angka ini tumbuh 20,8% dibandingkan tahun 2023.
Penyerapan tenaga kerja sepanjang tahun 2024 juga mencapai 2,46 juta orang, berkontribusi signifikan terhadap pengurangan angka pengangguran. Dari total realisasi investasi tahunan, 52,2% (Rp895,4 triliun) berada di luar Pulau Jawa, sementara 47,8% (Rp818,8 triliun) di Pulau Jawa.
Pencapaian ini sekaligus menandai keberhasilan pemerintah dalam memenuhi target investasi yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) dan arahan Presiden sejak jaman Joko Widodo hingga beralih ke Presiden Prabowo Subianto pada kuartal IV 2024.
"Alhamdulilah bisa saya sampaikan di sini target yang diberikan kepada kami itu tercapai. Kalau kita bicara target Presiden RI saat itu sebesar Rp1.650 triliun maka ini tercapai dan target dari Rencana strategis (Renstra) juga sangat tercapai," pungkas Rosan.
Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan iklim investasi melalui penyederhanaan perizinan, peningkatan infrastruktur, dan penguatan sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, industri hijau, dan ekonomi digital.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 31 Jan 2025