Sabtu, 01 November 2025 07:13 WIB
Penulis:Nila Ertina

PALEMBANG, WongKito.co - Forum Komunikasi BEM/DEMA Perguruan Tingga Agama Islam (PTAI) se-Indonesia menggelar Kongres V di Gedung Akademik Center UIN Raden Fatah Palembang, Rabu (29/10/2025), dengan mengusung tema "Konsolidasi Gerakan Mengawal Kebangsaan dan Keragaman".
Presidium Nasional BEM PTAI Se-Indonesia, Agus Suherman Tanjung menegaskan pentingnya konsolidasi gerakan mahasiswa di tengah ekspektasi besar masyarakat terhadap peran mahasiswa sebagai kekuatan kontrol sosial.
"Gerakan mahasiswa memiliki peran yang sangat luar biasa. Tetapi kini gaungnya dikalahkan gerakan netizen di media social (Medsos)," kata dia.
Baca Juga:
Ia mencontohkan gelombang aksi mahasiswa pada Agustus lalu yang menyebar di hampir seluruh daerah Indonesia. Dimana mobilisasi Gerakan justru terjadi di Medsos
Padahal penting sekali gerakan massa diorganisir secara optimal langsung ke kantong-kantong massa, seperti kampus dan Kawasan pabri, ujar dia.
Seperti diketahui, sejarah bangsa membuktikan mulai dari pra-kemerdekaan hingga era reformasi gerakan mahasiswa selalu mewarnai konstelasi politik dan pemerintahan Indonesia. Oleh karena itu, konsolidasi gerakan mahasiswa PTAI menjadi kebutuhan mendesak agar kekuatan ini tidak terpecah.
Tantangan terbesar yang dihadapi mahasiswa saat ini bukan soal kekurangan gagasan, melainkan minimnya dukungan dari pihak kampus maupun pemerintah.
"Mahasiswa ini memiliki banyak ide dan gagasan. Cuma terkadang kurang diperhatikan atau kurang mendapat dukungan. Sehingga mahasiswa merasa berjalan sendiri," tutur Agus.
Ia menyayangkan, banyak mahasiswa yang memiliki potensi luar biasa justru gagal menyalurkan kemampuannya karena tidak ada ruang atau dukungan memadai.
Baca Juga:
Kritik ini sekaligus menjadi tamparan keras bagi pemerintah dan perguruan tinggi yang kerap mengabaikan aspirasi mahasiswa. Akibatnya, potensi besar generasi muda ini terbuang sia-sia di tengah sistem yang lebih suka mahasiswa diam ketimbang bersuara kritis.
Kongres BEM PTAI kali ini diharapkan mampu menjadi momentum konsolidasi gerakan mahasiswa perguruan tinggi agama Islam se-Indonesia, agar suara mereka tidak lagi tenggelam dalam hiruk-pikuk politik transaksional.
"Potensi yang dimiliki mahasiswa sangat luar biasa, tapi banyak mahasiswa-mahasiswa kita yang gagal menyalurkan potensi itu karena kurangnya dukungan," kata Agus.(Mg/M Ridho Akbar)