Rabu, 21 Oktober 2020 18:48 WIB
Penulis:Nila Ertina
MADIUN, WongKito.co - PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA menguji coba prototipe bus listrik ukuran medium, E-INOBUS. Bus ini diproduksi untuk ditawarkan pangsa lokal dan siap ekspor setelah sepekan lalu salah satu negara melakukan uji coba.
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan uji coba dilakukan untuk menguji performa bus listrik E-INOBUS sebelum dilakukan produksi secara massal.
“Produk ini merupakan kerja sama INKA dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus serta Piala Mas dari Malang sebagai mitra pembuatan bodi bus listrik,” ujar Budi Noviantoro dalam keterangan resmi, melansir TrenAsia.com, kemarin.
Menurut dia, sebelumnya INKA telah melakukan uji landasan terhadap E-INOBUS pada 13 Agustus 2020. Bus ini telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) yang berlokasi di Cibitung, Jawa Barat.
“Dalam waktu dekat INKA berencana memasarkan produk bus listrik E-INOBUS untuk area dalam negeri seperti PT Transjakarta dan untuk area luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC) yang juga tertarik dan telah mencoba produk ini minggu lalu,” katanya.
Lebih Hemat
Ia menjelaskan, E-INOBUS tersebut cocok digunakan untuk angkutan massal di kota-kota besar yang menerapkan smart city atau kota pintar. Sebab, selain ramah lingkungan, bus listrik bertenaga baterai itu tidak menimbulkan gas buang yang membuat polusi udara.
Selain itu, bus listrik tersebut diketahui lebih memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan bus bertenaga diesel umumnya. Yakni, lebih irit dan pemeliharaannya lebih efisien.
Sesuai data, E-INOBUS memiliki panjang 8,1 meter dan lebar sekitar 2 meter dengan kapasitas 16 penumpang. Untuk pengisian daya, diperlukan waktu selama 3-4 jam dengan jarak tempuh sekali charging atau pengisian daya mencapai 200 kilometer.
Tingkat kebisingan pada bus listrik tersebut juga jauh lebih baik, yakni rata–rata sebesar 71 dB. Sedangkan bus tenaga diesel rata–rata kebisingannya sebesar 85 dB.
“Tingkat kecepatan maksimal bus ini mencapai 90 kilometer per jam. Dan tentu saja lebih hemat bahan bakar hingga 58 persen dibandingkan bus diesel,” kata dia.
Hal itu dibuktikan dengan pemakaian listrik E-INOBUS dari hasil uji lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 kilometer. Pihaknya berharap E-INOBUS dapat diterima pasar sehingga bisa diproduksi massal dan memenuhi kebutuhan transportasi publik.
Simak Perbandingannya berikut ini
Performansi E-INOBUS
a. Kecepatan maksimal: 90km/h
b. Maks gradeability: 14%
c. Pengisian daya: 3-4 jam
d. Jarak tempuh sekali charging: 200 Km
e. Kebisingan rata-rata: 71 dB
Perbandingan dengan Bus Diesel
a. Bahan bakar Bus Listrik 58% lebih efisien dibanding Bus Diesel dengan detail sebagai berikut:
-Pemakaian listrik E-INOBUS dari hasil uji lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 Km, didapatkan pemakaian rata–rata 1,4 km/kwh, maka untuk biaya operasional per kilometer = 0,71 x Rp1650/kwh = Rp1171/km
-Pemakaian bus diesel dapat menempuh jarak 3km/liter, dengan harga solar per liter Rp9.300/liter, maka didapatkan biaya operasional per kilometer = 0,3 x Rp9.300/liter = Rp2.790/km
b. Pemeliharaan Lebih efisien bus listrik sebesar 49%:
Perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia, di mana kedua bus dijalankan sejauh 250 Km per hari. Hasil perbandingan biaya pemeliharaan adalah:
-Bus Diesel = 396 Euro (Rp6,7 juta)
-Bus Listrik = 201 Euro (Rp3,4 juta).