Puncak 16 HAKTP 2023: SP Palembang Diskusi Pembebasan Perempuan dalam Belenggu Patriarki

Minggu, 10 Desember 2023 18:58 WIB

Penulis:Nila Ertina

Editor:Nila Ertina

Puncak 16 HAKTP 2023: SP Palembang Diskusi Pembebasan Perempuan dalam Belenggu Patriarki
Puncak 16 HAKTP 2023: SP Palembang Diskusi Pembebasan Perempuan dalam Belenggu Patriarki (FOTO WongKito.co/Nila Ertina FM)

PALEMBANG, WongKito.co - Dalam rangka merayakan puncak 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2023, Solidaritas Perempuan (SP) Palembang menyelenggarakan diskusi bertema Pembebasan Perempuan dalam Belenggu Patriarki.

Diskusi menghadirkan perwakilan SP Palembang, Ida Ruri Sukmawati dan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan BEM FISIP Unsri, Sinar Hayati Mareha yang dimoderatori Ersyah HS dari SP Palembang, Minggu (10/12/2023).

"Sampai kini, masih ada stereotip yang rancu terhadap perempuan," kata Sinar membuka diskusi yang sekaligus merayakan ulang tahun SP Indonesia ke-33 dan SP Palembang ke-21.

Ia mengungkapkan permasalahan perempuan muda, termasuk di kampus tidak jauh dari stereotip perempuan belum setara dengan laki-laki.

“Patriarki menjadi akar masalah yang hingga kini masih membelenggu perempuan untuk memiliki kedudukan yang setera,” ujar dia.

Baca Juga:

Ia mencontohkan termasuk dalam berorganisasi di kampus, ketika perempuan memimpin dalam kepanitiaan saja masih ada pertanyaan kenapa perempuan? apakah tidak ada laki-laki lagi?.

Hal itu, tentunya menjadi salah satu bentuk diskriminasi gender yang dihadapi perempuan, kata dia lagi.

Ida menambahkan kalau hak berdaulat pun atas perempuan sampai kini masih menjadi permasalahan yang dihadapi kaum perempuan.

Dia bercerita bagaimana di daerah pendampingan atau basis SP Palembang di Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin, ketika perempuan menjabat sekretaris desa kerap kali menjadi sasaran perlakuan diskriminatif.

Padahal menurut dia, penempatan perempuan pada posisi-posisi penting di desa atau pemerintahan sangat erat kaitannya dengan upaya membangun perspektif yang sama dalam hal hak asasi manusia (HAM).

Baca Juga:

Dimana perempuan dipastikan akan lebih memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal menangani permasalahan yang dihadapi keluarga, bukan hanya perempuan tetapi anak dan juga anggota keluarga lainnya.

"Perempuan pun memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan," kata dia.
(ert)