Rabu, 20 April 2022 19:20 WIB
Penulis:Susilawati
PALEMBANG, WongKito.co, - Senyum terukir di bibir Aprilia Kanza Zahra (8), warga Kelurahan Mariana, Kecamatan Banyuasin I ketika melihat kursi roda datang untuknya. Ia senang akhirnya dapat bermain bersama teman-temannya dengan bantuan kursi roda setelah beberapa tahun hanya merangkak di sekitar rumahnya.
Ia menderita disabilitas sejak lahir. Sang ibu, Rohani Agustina (30), mengaku telah empat kali keguguran sebelum akhirnya melahirkan April. Ketika buah hatinya itu hadir ke dunia, Rohani betul-betul terharu, meskipun dalam keadaan yang kurang sempurna. “Tapi ya bagaimana, dia cuma bisa seperti ini,” tutur Rohani prihatin dengan kondisi anaknya.
Namun syukurlah, April tidak ketinggalan perkembangan dibanding teman-temannya. Perempuan yang tampak ceria ini selalu didorong ibunya untuk aktif di sekolah. “Setiap ada kegiatan, selalu saya dorong April untuk ikut biar dia tidak minder,” kata Rohani. Ia berharap, dengan pengobatan yang hingga kini terus dilakukan, April bisa berjalan seperti anak-anak lainnya.
Baca Juga :
April adalah satu dari tujuh anak disabilitas yang menerima bantuan kursi roda dari program Sedekahnya Untuk Masyarakat (SENYUM) yang diinisiasi PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju).
Dana yang dihimpun dalam program CSR berbentuk charity ini dihimpun dari sedekah para pekerja Kilang Pertamina Plaju, yang diperuntukkan bagi warga sekitar perusahaan yang membutuhkan uluran tangan.
Di sudut perkampungan Mariana Ilir, ada juga Revaldo (12) yang hanya bisa duduk di kursi karena tulang kakinya yang tak sempurna tak mampu menahan rongga tubuhnya. Ia harus digendong oleh Ibunya ketika hendak berpindah dari kursi ke tempat tidur dan sebaliknya. Sesekali ia menangis, jika ia merasa tak nyaman dengan keramaian.
Ada juga Tegar, remaja berusia 17 tahun yang dari lahir sudah menderita disabilitas. Dengan kondisinya yang begitu memprihatinkan, Tegar harus dikontrol sebulan sekali oleh Ibunya karena sering mengalami kejang-kejang. Malang, ia tak mampu berkomunikasi dengan baik, hanya berteriak meraung jika ia mulai lapar.
Di salah satu rumah di pelosok Kelurahan Mariana, tengah terbaring Asia Azzahra (12), penderita hidrosefalus sejak usia satu setengah tahun. Namun, gadis riang ini tak patah semangat, ia bahkan tengah berpuasa ketika dikunjungi. Maisaroh (52), ibunya, berperan sebagai pengisi majelis taklim rutin di kampungnya.
“Ini sudah ujian, kami harus terima, kami percaya Allah kasih lebih,” ucap Maisaroh tegar. Ia tak dapat mengenali siapa yang sedang berbicara dengannya karena penyakit Glaukoma yang dideritanya sejak Agustus 2021 lalu, namun berkali-kali ia haturkan terimakasih atas santunan kebaikan Kilang Pertamina Plaju dan mendoakan kelancaran bisnis kilang yang usianya lebih tua darinya itu.
Ada juga Selva Zahranda (14), yang mengidap penyakit sejak usianya 10 bulan. Saat sedang dikunjungi tim Kilang Pertamina Plaju, dia sedang tertidur pulas. Siti Zubaedah (30), ibunya, percaya rezeki, lahir, maut, termasuk keadaan anaknya adalah takdir Tuhan. “Jadi kita jalani saja,” ujarnya.
Di Desa Sungai Gerong, ada Ridho Pradana (11) yang harus 24 jam dipantau. Ia sering mengalami kejang-kejang ketika bangun dari tidur. Karena dioperasi di kepala sejak beberapa bulan setelah kelahirannya, mengakibatkan salah satu urat sarafnya bermasalah, sehingga Ridho yang malang terpaksa tak mengenyam pendidikan.
Terakhir, ada Lisna Fajaria (18), warga Sungai Rebo, tak mampu bergerak sama sekali, hanya terbaring di tempat tidurnya. Ibunya, Erlina Wati (54) sudah pasrah dengan keadaan anaknya yang juga tidak bisa berkomunikasi. Ia hanya bisa menunjukkan ekspresi bahagia saat ibunya memberi aba-aba hendak makan.
Mereka bertujuh, tidak seberuntung anak-anak lainnya yang bisa berlari lincah, makan tanpa harus disuapi dan mengenyam pendidikan layak. Namun keluarga ketujuh anak-anak itu, percaya bahwa ada hal lebih yang tengah disiapkan Tuhan atas kondisi anak-anak mereka.
Hal itulah yang mengetuk hati Perwira Kilang Pertamina Plaju, sehingga hasil sedekah yang dihimpun lewat platform SENYUM didonasikan untuk meringankan penderitaan anak-anak disabilitas di sekitar perusahaan.
“Kami berharap, uluran tangan ini akan meringankan beban bagi penerima manfaat yang membutuhkan,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari. Ia mengatakan, kepedulian telah menjadi salah satu yang dimiliki pekerja Kilang Pertamina Plaju.
Sebelumnya, telah disalurkan bantuan tiga kursi roda kepada anak disabilitas di Kecamatan Plaju, Kota Palembang. Selain anak disabilitas, penerima manfaat SENYUM telah berjumlah lebih dari 200 orang yang terdiri dari warga ring 1 yang membutuhkan maupun korban bencana. Sejak awal diluncurkan pada Ramadhan 2021 lalu, total sedekah yang telah tersalurkan lebih dari Rp 200 juta.
Melalui kegiatan amal ini, Rachmi juga berharap keberlangsungan bisnis dapat terus terjaga dengan terciptanya hubungan erat dengan masyarakat. “Kami berharap dapat berbuat lebih banyak untuk bisa membantu meringankan beban masyarakat di sekitar wilayah operasi Kilang Pertamina Plaju,” katanya. (*)