Kamis, 17 Februari 2022 13:52 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA – PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 14,4 kali pada hari pertama penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Kamis, 17 Februari 2022.
Rencananya, perseroan akan melepas 10% saham atau setara Rp288,8 miliar melalui aksi korporasi tersebut. ADCP juga telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 Februari 2022.
Sekretaris Perusahaan Adhi Commuter Properti, Adi Sampurno, menjelaskan besaran oversubscribed ini merupakan hasil penjatahan terpusat (pooling) yang terkumpul di hari pertama penawaran umum. Angka ini akan terus bertambah mengingat proses penawaran umum masih akan berlangsung sampai Senin, 21 Februari 2022.
Baca Juga :
Menurut dia, animo investor yang besar terhadap saham ADCP tak lepas dari prospek fundamental bisnis dan optimisme terhadap dukungan induk usahanya, PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) yang sangat besar.
“Kami terus berupaya mempercepat berbagai proyek sesuai dengan rencana untuk memastikan fundamental bisnis perusahaan semakin kuat,” ujarnya kepada wartawan, Kamis, 17 Februari 2022.
Sejauh ini, IPO ADCP tinggal menyelesaikan beberapa tahapan akhir sebelum resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun masa penjatahan dijadwalkan pada 21 Februari 2022, dan terakhir pencatatan perdana saham di bursa pada 23 Februari 2022.
Bersamaan dengan IPO ini, ADCP juga mengadakan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock Option Program/MESOP) maksimal 2% dari jumlah modal disetor. Program ini merupakan bentuk penghargaan atas pencapaian kinerja para pegawai.
Sebelumnya, analis emiten dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menyatakan langkah IPO ADCP di awal tahun akan turut mendorong pengembangan dan penyelesaian proyek-proyek perusahaan. Bisnis ADCP yang mengembangkan hunian berbasis transportasi massal juga dinilai memiliki keunikan dibandingkan pengembang lain.
"Kalau apartemen dekat stasiun selama ini sudah banyak tetapi yang terhubung langsung belum ada. Selain itu, dalam dua tahun belakangan animo investor di pasar modal juga meningkat, kemungkinan ADCP memanfaatkan momentum ini. Jadi saya kira prospeknya baik meski tetap investor akan melihat kembali kinerja ADCP," kata dia.
Reza memproyeksikan dampak IPO ADCP akan sangat terlihat dalam satu hingga dua tahun ke depan. ADCP juga diprediksi telah memiliki ragam opsi penguatan pendanaan lain di luar IPO.
Itu turut menyarankan dana IPO dan opsi pembiayaan lain digunakan perusahaan untuk menambah sejumlah properti komersial seperti mall atau area perkantoran di setiap proyeknya.
Hal itu, akan meningkatkan mobilitas dan kegiatan masyarakat sehingga memberi dampak pada kinerja perusahaan. Dukungan Adhi Karya sebagai induk yang memiliki berbagai proyek konstruksi besar juga akan berkontribusi positif bagi ADCP.
Sebagai informasi, saat ini ADCP memiliki 12 portofolio proyek. Dari 12 proyek yang dimiliki perusahaan, di antaranya telah selesai dibangun dan sudah dipasarkan bahkan sempat mencetak oversold.
Proyek tersebut antara lain hunian tipe studio LRT City Bekasi - Eastern Green dan Green Avenue, serta Cluster Bhumi Anvaya Adhi City Sentul.
Tahun ini, perseroan berencana melakukan serah terima tower Saphire Cisauk Point - Member of LRT City, tower Bandoneon - LRT City Jatibening, tower Azure - LRT City Ciracas, Cluster Bhumi Svarga Adhi City Sentul.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 17 Feb 2022