Jumat, 14 Juni 2024 15:38 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA – Pemutusan Hubungan Pekerjaan atau PHK tentunya sangat menyedihkan bagian mayoritas pekerja, kali ini bagi karyawan Tokopedia dan TikTok Shop yang resmi di-PHK pada hari Jumat (14/6/2024).
Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia, Nuraini Razak mengatakan bahwa setelah penggabungan dengan TikTok, Perseroan mengidentifikasi beberapa area yang perlu diperkuat dalam organisasi.
Tokopedia dan TikTok pun merasa perlu untuk menyeleraskan tim agar sesuai dengan tujuan perusahaan sehingga akhirnya pemutusan hubungan kerja pun menjadi langkah yang ditempuh demi mencapai tujuan tersebut.
“Kami harus melakukan penyesuaian yang diperlukan pada struktur organisasi sebagai bagian dari strategi perusahaan agar dapat terus tumbuh,” ujar Nuraini.
Baca Juga:
Nuraini pun mengucapkan terima kasih kepada tim TikTok dan Tokopedia atas kontribusi dan komitmen selama masa penggabungan.
“Kami akan terus berupaya untuk mendukung mereka dalam melewati masa transisi ini,” tambah Nuraini.
Jumlah Karyawan yang Di-PHK
Dikutip dari Bloomberg, sesuai TikTok dengan Tokopedia bergabung pada akhir tahun lalu, induk perusahaan TikTok, ByteDance, dikabarkan akan melakukan PHK kepada sekitar 9% dari karyawan Tokopedia yang setara dengan sekitar 450 karyawan.
Akan tetapi, jumlah karyawan yang di-PHK masih belum dipastikan dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang berlangsung.
Pekerja yang terdampak PHK meliputi berbagi divisi, mulai dari periklanan sampai operasional. Sumber Bloomberg menyebutkan bahwa PHK akan dimulai pada bulan Juni ini.
Kendati demikian, Nuraini tidak menyebutkan secara spesifik jumlah karyawan yang terdampak oleh PHK yang dilakukan menjelang libur Iduladha ini.
Baca Juga: Duduk Perkara Isu PHK 450 Pekerja di Tokopedia
Merger Sebagai Peluang bagi UMKM dan Kemajuan Industri Digital
Kolaborasi yang dibangun antara TikTok Shop dan Tokopedia dinilai akan membawa tren belanja baru di Indonesia. Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) menilai, tuntasnya integrasi antar kedua platform digital tersebut juga akan membuka peluang baru bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Integrasi TikTok Shop dan Tokopedia kami lihat membawa tren belanja baru. Integrasi tersebut memungkinkan pengalaman berbelanja yang lebih dinamis dan interaktif, menggabungkan video pendek TikTok dengan platform e-commerce Tokopedia serta membuka peluang baru bagi UMKM," ujar Ketua Umum idEA Bima Laga dalam keterangannya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Bima, kolaborasi antar platform digital seperti TikTok Shop dan Tokopedia memberikan banyak manfaat bagi perkembangan UMKM di Indonesia. Pertama, meningkatkan visibilitas. UMKM bisa menjangkau lebih banyak calon pelanggan dan meningkatkan visibilitas produk mereka melalui platform digital yang populer.
Kedua, mempermudah pemasaran. Platform digital menyediakan berbagai tools dan filter untuk membantu UMKM memasarkan produk mereka secara efektif, seperti iklan, media sosial, dan influencer marketing.
Baca Juga:
Ketiga, mendukung peningkatan keterampilan. Platform digital sering menyediakan pelatihan dan edukasi bagi UMKM untuk meningkatkan keterampilan digital mereka dan mengembangkan bisnis mereka.
"Dengan strategi yang tepat, kolaborasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, termasuk UMKM, konsumen, dan platform digital itu sendiri," ujar Bima.
Lebih jauh, Bima mengatakan, kolaborasi antar platform digital sangat penting untuk mendukung kemajuan industri digital dan ekonomi Indonesia. Hal tersebut mampu mendorong dua hal. Pertama, memperluas jangkauan pasar. Kolaborasi memungkinkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak pengguna dan pelanggan, membuka peluang baru bagi bisnis, dan meningkatkan akses produk bagi masyarakat.
Kedua, memperkuat ekonomi digital. Kolaborasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital dengan meningkatkan transaksi online, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan inklusi keuangan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 14 Jun 2024