Sikapi Raffi Ahmad Mundur, Koalisi Gunungkidul Melawan Desak Pemda dan Investor Lainnya Batalkan Proyek Beach Club

Sikapi Raffi Ahmad Mundur, Koalisi Gunungkidul Melawan Desak Pemda dan Investor Lainnya Batalkan Proyek Beach Club (Instagram @raffinagita)

YOGYAKARTA, Wongkito.co - Menyikapi Raffi Ahmad yang menyatakan akan mundur dari proyek pembangunan Beach Club di Gunungkidul, Koalisi Gunungkidul Melawan mengapresiasi itikad baik tersebut.

Namun, mereka masih menunggu realisasi dari pernyataan Raffi Ahmad. Selain itu, juga mendesak agar investor lainnya segera membatalkan rencana pembangunan resort dan beach club di kawasan bentang alam karst Gunungkidul dan Gunung Sewu, Yogyakarta.

Sebelumnya, rencana pembangunan resort yang bernama “Bekizart” itu dipublikasikan Raffi Ahmad di Instagramnya pada tanggal 16 Desember 2023. Kajian awal WALHI Yogya menemukan adanya dugaan pelanggaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DIY oleh Bekizart. Berdasarkan kajian pola ruang dan struktur ruang, lokasi Bekizart berada di kawasan peruntukan pertanian, dan bukan peruntukan pariwisata.

“Kami berharap Raffi bisa menggunakan pengaruhnya untuk mengajak investor lain membatalkan proyek yang berpotensi merusak lingkungan ini. Kami juga meminta komitmen Bupati Gunungkidul untuk menolak pemberian izin pembangunan di kawasan lindung nasional tersebut dan lebih transparan dalam tata kelola perizinan di kawasan itu. Hal ini karena rusaknya kawasan akan sangat berdampak pada daya tampung dan daya dukung air warga yang rentan alami kekeringan,” kata Deputi Direktur WALHI Yogyakarta, Dimas R. Perdana, dalam siaran pers yang diterima redaksi Wongkito.co, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga:

Sementara Koalisi Gunungkidul Melawan antara lain terdiri dari berbagai organisasi, seperti WALHI Yogyakarta, anak-anak muda di komunitas Gunungkidul Melawan, Climate Rangers Jogja, LBH Yogyakarta, WeSpeakUp.org, dan 350.org.

Dalam kajian WALHI juga menunjukkan bahwa rencana pembangunan resort tersebut akan menabrak Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 17 Tahun 2012 tentang KBAK yang menyatakan bahwa KBAK adalah kawasan lindung nasional, sehingga pemanfaatannya tidak boleh berpotensi merusak kawasan tersebut.

Penolakan terhadap rencana pembangunan resort ini ramai diperbincangkan setelah munculnya petisi di situs change.org berjudul  “Tolak Pembangunan Resort Raffi Ahmad di Gunungkidul!”. Sejak dirilis pada 21 Maret 2024, petisi ini sudah didukung lebih dari 62 ribu orang. Penolakan juga bergema di media sosial ketika ratusan ribu orang mengunggah Instagram Story untuk mendukung petisi ini, dan mendesak agar pembangunan resort dan beach club tersebut dibatalkan.

Langit Gemintang dari Climate Rangers Jogja mengatakan sebagai bagian dari komunitas orang muda, kami mengapresiasi dukungan dan solidaritas dari pengguna media sosial yang aktif menyuarakan penolakan terhadap proyek ini.

"Maraknya penolakan warganet terhadap proyek yang eksploitatif berbentuk proyek resort dan beach club di Gunungkidul ini menunjukan bahwa kekuatan kolektif dan solidaritas masyarakat, khususnya dari kalangan muda, dapat berdampak dan membuat perubahan besar untuk memperjuangkan keadilan iklim," kata dia.

Baca Juga:

Ia menegaskan jangan sampai pengembangan proyek-proyek wisata hanya menguntungkan pemilik modal dan dinikmati oleh sekelompok elit, sementara masyarakat lokal hanya dapat dampak negatifnya saja.

“Bukan hanya memperparah masalah kekeringan di Gunungkidul, penghancuran bukit karst besar-besaran untuk pembangunan resort dan hiburan malam berpotensi besar bikin warga lokal merasa terasing di tanah leluhurnya sendiri. Janji-janji meningkatkan taraf ekonomi memang selalu dikumandangkan pemangku wilayah, tapi faktanya warga hanya jadi penonton. Kalau masuk kawasan wisata tetap harus bayar biaya retribusi. Yang dibutuhkan warga Gunungkidul bukan resort atau beach club tapi air bersih yang mengalir sampai ke rumah-rumah warga,” tutup Langit.(ril) 

Editor: Nila Ertina

Related Stories