G7
Selasa, 25 Juli 2023 07:08 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
MOSCOW, WONGKITO.CO - Sekitar tiga ribu karyawan Unilever warga Rusia. Unilever adalah salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG), di perbolehkan perusahaan jika diminta ikut wajib militer.
Kebijakan ini menyikapi sebuah himbauan kampanye dari B4Ukraine yang mendorong organisasi koalisi global masyarakat sipil yang mendorong perusahaan internasional untuk keluar dari Rusia. Selasa, 25 juli 2023.
Disamping itu, Unilever juga mematuhi akan undang-undang wajib militer Rusia. Seperti kita ketahui, perusahaan yang berkantor di London ini memiliki kebijakan yang mencakup kesejahteraan dan keselamatan pekerjanya.
Baca juga
Unilever sendiri berada di bawah tekanan untuk menghentikan operasionalnya di Rusia. Namun perusahaan menyebutkan hal tersebut tidaklah mudah. Dalam sebuah surat kepada B4Ukraine , Unilever menyatakan, "perusahaan benar-benar mengutuk perang di Ukraina sebagai tindakan brutal dan tidak masuk akal oleh Rusia".
Namun, Unilever mengatakan hal tersebut tidak mudah. Pihak perusahaan menyebutkan apabila perusahaan meninggalkan operasionalnya di Rusia, maka pihak Rusia akan mengambil alih perusahaan untuk kemudian dioperasikan sendiri.
Ia juga mengatakan bertanggung jawab atas 3.000 pekerjanya, menambahkan bahwa perusahaan memiliki prinsip global termasuk keselamatan dan kesejahteraan karyawan.
Namun demikian, perusahaan Inggris tersebut mengatakan pihaknya mengetahui undang-undang yang mewajibkan perusahaan manapun yang beroperasi di Rusia untuk mengizinkan wajib militer karyawan jika mereka dipanggil.
"Kami selalu mematuhi semua undang-undang di negara tempat kami beroperasi," tulis Reginaldo Ecclissato, kepala operasi bisnis dan rantai pasokan Unilever.
Dalam suratnya, dikatakan unilever telah membayar US$36 juta atau setara dengan Rp540,71 miliar sebagai pajak kepada negara Rusia pada tahun 2022.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 24 Jul 2023
setahun yang lalu