Jumat, 28 Januari 2022 12:38 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA – Proyeksi pemulihan kondisi pasar modal dinilai menjadi momentum bagi sejumlah perusahaan untuk kembali menjalankan rencana penawaran saham perdana saham (initial public offering/IPO).
Keputusan menunda IPO sepanjang 2021 hingga awal tahun 2022 juga dinilai tepat seiring situasi yang penuh ketidakpastian dan adanya koreksi indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu belakangan.
Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menjelaskan IPO merupakan rencana yang tidak semata-mata dapat berdiri sendiri. Selain proses administrasi panjang yang harus dipenuhi, IPO juga perlu mempertimbangkan analisis lintas pasar.
Baca Juga :
“Proses IPO harus terus membandingkan kondisi perusahaan dengan sektornya, serta kondisi pasar secara umum,” kata Lucky kepada media di Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.
Namun, ia menilai tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk IPO. Salah satu indikasinya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai menguat ke level 6.600.
Meski belum mencapai level tertinggi sepanjang sejarah (all time high) di level 6.754, namun kondisi penguatan sudah terjadi sejak awal 2022. Hal ini menjadi indikasi optimisme para investor terhadap pasar ke depan.
Di antara sektor yang sedang memasuki masa pemulihan secara bertahap adalah properti dan infrastruktur. Sementara itu, sektor perbankan turut terlibat. Sebab, seluruh sektor tersebut melibatkan pembiayaan sehingga berpotensi menyehatkan satu sama lain, meski proses pemulihan membutuhkan waktu.
Menurut Lucky, proses pemulihan sektor properti juga akan didorong oleh berbagai kebijakan dan insentif dari pemerintah untuk memberi kemudahan dalam menjalankan usaha.
Sebagai contoh, hari ini salah satu perusahaan properti berbasis transportasi massal, PT Adhi Commuter Properti (ADCP) menerbitkan prospektus IPO. Anak usaha PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) ini akan menerbitkan saham baru sebesar 28,6% atau setara dengan 8,011,204,500 lembar saham dengan rentang harga Rp130 - Rp200 per lembar saham.
Bagi dia, sektor properti yang berdekatan dengan transportasi massal bagus dan inovatif. Lucky menegaskan prospek saham ADCP akan berkaitan dengan berbagai langkah perusahaan dalam melakukan optimalisasi asetnya.
“Apa yang dilakukan ADCP merupakan karakter dari langkah diversifikasi. Artinya dalam rangka tetap mempertahankan kualitas fundamental perusahaan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Realestat Indonesia (DPP REI), Paulus Totok Lusida juga memprediksi sektor properti akan semakin membaik tahun 2022. Ia menilai, pengembangan apartemen dengan pasar tertentu seperti kawasan Transit Oriented Development (TOD) juga akan meminimalisir kondisi pasar apartemen yang over supply.
Totok mengatakan pemulihan sektor properti juga akan berasal dari sentimen positif pasar terhadap kesuksesan vaksinasi dan berbagai kebijakan dan insentif yang diberikan pemerintah serta otoritas terkait.
Beberapa kebijakan tersebut antara lain Undang Undang Cipta Kerja yang telah memangkas berbagai kendala penghambat bisnis dan meringkaskan birokrasi yang berbelit. Ada juga program restrukturisasi utang untuk counter cyclical policy oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Di luar itu, insentif lain seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga akhir Desember 2021, tren penurunan suku bunga KPR, serta relaksasi batasan kredit atau loan to value (LTV) yang memungkinkan masyarakat membeli properti dengan uang muka nol persen.
Sekretaris Perusahaan ADCP, Adi Sampurno, juga sepakat bahwa sektor properti akan mulai pulih secara bertahap. “Apalagi jika properti tersebut memiliki keunikan tersendiri seperti dekat dengan akses transportasi massal yang membuat penghuni lebih efisien,” kata Adi. Oleh karenanya, ADCP memutuskan untuk segera masuk bursa.
Adi menjelaskan, rencananya ADCP akan masuk bursa pada Februari 2022, sedikit bergeser dari jadwal sebelumnya. Hal ini dilakukan karena perusahaan memerlukan waktu untuk menyelesaikan beberapa tambahan kebutuhan administrasi sekaligus memantau kesiapan pasar dan investor.
“Kami sangat optimistis melihat perkembangan situasi dan animo investor yang sangat baik,” tutup Adi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 28 Jan 2022