Target APBN Naik Sekitar Rp2.802,3 Triliun

Jumat, 08 September 2023 10:03 WIB

Penulis:admin

Editor:admin

Target APBN Naik Sekitar Rp2.802,3 Triliun
Target APBN Naik Sekitar Rp2.802,3 Triliun (Ist)

Jakarta, Wongkito.co – Target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sebesar Rp2.802,3 triliun dari yang sebelumnya hanya Rp2.781,9 triliun, naik sekitar Rp21 triliun.

Target kenaikan APBN sebesar Rp21 triliun, hal ini didasarkan asumsi ekonomi makro dalam postur sementara RAPBN 2024 telah diselaraskan. Jumat, 8 September 2023.

Perubahan ini didasarkan pada perkembangan ekonomi terkini dan prospek perekonomian ke depan, terutama menyangkut harga minyak yang bergerak cepat beberapa waktu terakhir.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyebut salah satu faktor yang mempengaruhi adalah prospek perekonomian global terutama Amerika dan RRT.

"Kalau kita lihat keputusan Saudi dan Rusia untuk menahan jumlah produksi juga telah menimbulkan kenaikan dari harga minyak. Di satu sisi prospek perekonomian global terutama Amerika dan RRT tentu menjadi salah satu faktor," ujarnya dikutip TrenAsia.com jaringan media Wongkito.co dari keterangan resmi.

Baca juga

Menkeu memaparkan, asumsi harga minyak mentah (ICP) pun disesuaikan menjadi $82 per barel dan lifting minyak bumi menjadi 635 ribu barel per hari. Sementara itu, asumsi lain masih sesuai dengan yang diusulkan dalam RAPBN 2024.

Adapun, sasaran dan indikator pembangunan tidak mengalami perubahan tetapi ditambahkan komitmen penurunan tingkat kemiskinan ekstrem di angka 0-1% sebagai agenda prioritas Presiden Joko Widodo.

Dari sisi pendapatan negara, Sri Mulyani mengungkapkan, target Penerimaan Perpajakan meningkat Rp2,0 triliun menjadi Rp2.309,9 triliun terutama didorong dengan implementasi coretax system, kegiatan digital forensic, dan menjaga efektivitas implementasi reformasi perpajakan.

Sementara, target PNBP meningkat lebih besar sebanyak Rp19,0 triliun menjadi Rp492,0 triliun dipengaruhi oleh penyesuaian asumsi makro, upaya inovasi layanan, dan perbaikan tata kelola yang akan dilakukan.

"Kita telah membahas dan nanti akan disampaikan juga tambahan untuk belanja sebesar 21 triliun artinya kenaikan ini tidak mengurangi defisit. Defisit tetap dijaga pada 522,8 triliun secara nominal atau secara GDP adalah 2,29. Jadi nominal untuk defisitnya tidak berubah," jelas Menkeu.

Ia menuturkan, tambahan Belanja Negara antara lain dialokasikan untuk Belanja K/L sebesar Rp3,8 triliun, tambahan subsidi energi Rp3,2 triliun, kompensasi BBM dan Listrik Rp10,1 triliun, dan cadangan pendidikan Rp3,9 triliun. Peningkatan subsidi energi dilakukan terutama karena penyesuaian asumsi harga minyak mentah serta penetapan volume yang diarahkan agar lebih realistis sesuai kebutuhan.

Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan pembiayaan non utang dalam bentuk investasi juga mengalami beberapa perubahan. Pertama, investasi kepada BUMN atau PMN dinaikkan Rp12,1 triliun dari Rp18,6 triliun menjadi Rp30,7 triliun. Sementara, cadangan pembiayaan dialihkan menjadi PMN sebesar 12,1 triliun.

"Dengan demikian, komposisinya saja yang berubah dalam pembahasan Panja A. Tidak ada perubahan total yaitu 176,2 namun komposisi berubah dari cadangan pembiayaan dari 25,8 dinaikkan menjadi PMN pada BUMN sebesar 12,1 sehingga total PMN BUMN menjadi 30,7 sedangkan cadangan pembiayaan turun menjadi 13,7." jelasnya. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 08 Sep 2023