Targetkan Berbalik Laba, Bank KB Bukopin Siapkan Strategi ini Hadapi 2022

Selasa, 21 Desember 2021 17:10 WIB

Penulis:Nila Ertina

Bank KB Bukopin
Kantor Cabang Pembantu KB Bukopin (TrenAsia)

JAKARTA - Strategi TURN AROUND atau transformation, undercut cost, risk management, dan new digital   disiapkan  PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) guna menargetkan kredit tumbuh minimal 10% dan berbalik laba pada tahun 2022.

Direktur Operasi Perseroan Helmi Fakhrudin menyatakan lewat strategi tersebut, perusahaan akan memanfaatkan keahlian KB Kookmin Bank dan membangun sistem keuangan yang andal berbasis kepada pelanggan serta membangun sistem penilaian kinerja berbasis prestasi. 

Langkah yang akan dilakukan termasuk membangun ekosistem nasabah mass affluent untuk hubungan jangka panjang dengan beragam layanan produk ritel dan memanfaatkan digital banking, menyediakan end-to-end business model untuk UKM yang berbasis risiko, serta selektif dalam menyalurkan kredit korporasi.

“Ini akan dilakukan melalui kredit value chain Indo-Korea disertai dengan cross selling product bank lainnya,” kata Helmi dalam keterangan tertulis seperti dikutip Selasa, 21 Desember 2021.

Baca Juga:

Direktur Keuangan Perseroan Seng Hyup Shin menambahkan, untuk mencapai turn around, perusahaan akan membangun struktur keuangan yang berkelanjutan, membangun kompetensi sumber daya manusia yang berdaya saing, dan budaya perusahaan yang beretika. 

Dengan tiga hal tersebut, bisnis bank diharapkan dapat tumbuh secara berkelanjutan dengan fokus pada Good Bank yang didukung oleh perbaikan IT infrastruktur dan digital innovation

Pada segmen retail, Bank akan membangun ekosistem nasabah mass affluent untuk hubungan jangka panjang dengan beragam layanan produk ritel dan memanfaatkan digital banking. Pada segmen SME, Bank akan menyediakan end-to-end business model yang berbasis risiko. 

Sementara pada segmen korporasi, Bank akan mengoptimalkan peluang bisnis baru dengan memanfaatakan jaringan bisnis Indo-Korean (Korean Desk) melalui perusahaan besar sebagai anchor company untuk membangun ekosistem value chain & supply chain yang spesifik (tailored) yang akan dikolaborasikan melalui cross selling produk consumer atau SME. 

"Sebagai informasi hingga November 2021, Korean Desk telah berkontribusi terhadap pertumbuhan DPK lebih dari Rp9,6 triliun,” kata Shin. 

Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2021, perseroan masih mengalami rugi bersih konsolidasian meskipun mengecil menjadi Rp361,02 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,06 triliun.

Baca Juga:

Pendapatan bunga perseroan pun tercatat menurun 23,77% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp3,19 triliun, dari Rp4,19 triliun pada akhir September 2020. 

Meski pendapatan bunga turun, pendapatan bunga bersih perseroan berhasil tumbuh 31,38% secara tahunan menjadi Rp611,15 miliar pada sembilan bulan pertama 2021.

Kemudian, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross Bank KB Bukopin berhasil turun menjadi 8,15% per 30 September tahun ini, dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar 8,50%. Rasio NPL net juga turun menjadi 4,94%, dari posisi triwulan ketiga 2020 sebesar 4,95%.

Sementara, net interest margin (NIM) Bank KB Bukopin tercatat naik, dari sebesar 0,58% pada September 2020 menjadi 0,91% pada periode yang sama tahun ini.

Hingga triwulan ketiga 2021, total kredit yang disalurkan Bank KB Bukopin secara konsolidasian mencapai Rp53,94 triliun, lebih kecil 5,16% dibandingkan posisi kredit per 31 Desember 2020 yang sebesar Rp56,88 triliun.

Adapun total dana pihak ketiga (DPK) bank hingga akhir September tahun ini mencapai Rp56,48 triliun, naik 28,24% dibandingkan dengan akhir Desember 2020 yang sebesar Rp44,04 triliun.

“Secara ringkas, dapat terlihat bahwa kinerja Bank KB Bukopin masih sangat solid di tengah pandemi meskipun terjadi penurunan tipis pada sisi profitabilitas. Kekuatan inilah yang hendak KB Kookmin Bank bangun di Bank KB Bukopin untuk jangka panjang,” tambah Shin.

Sementara itu, Direktur Wholesale Banking Perseroan Dodi Widjajanto menambahkan bahwa perseroan akan terus berkomitmen untuk melakukan pembaharuan di semua lini bisnis.

Dalam proses transformasi yang tengah dilakukan, perseroan terus berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan di antaranya melalui pembentukan credit regional center (CRC) yang diharapkan membuat proses kredit lebih terstandardisasi, cepat dan prudent

"Sedangkan untuk menyelesaikan permasalahan kredit yang sudah ada, Bank telah membentuk organisasi special asset management (SAM) yang fokus pada penyehatan dan penyelesaian kredit bermasalah,” kata Dodi. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 21 Dec 2021