Telan Anggaran Rp 173 Miliar, Ternyata Program Bagi-Bagi Kompor Listrik belum Capai Target

Selasa, 26 Maret 2024 08:00 WIB

Penulis:Nila Ertina

Telan Anggaran Rp 173 Miliar, Ternyata Program Bagi-Bagi Kompor Listrik belum Capai Target
Telan Anggaran Rp 173 Miliar, Ternyata Program Bagi-Bagi Kompor Listrik belum Capai Target (ist)

JAKARTA - Meskipun telah menelan anggaran yang mencapai Rp 176 miliar, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan realisasi penggunaan dana program pembagian Alat Masak Listrik (AML) atau rice cooker gratis belum mencapai target.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengatakan, realisasi ini jauh dari pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp322 miliar untuk 500 ribu rumah tangga.

"Realisasi total anggaran program AML sebesar Rp176 miliar dari pagu awal sekitar Rp 322 miliar. Sisanya sebesar Rp146 miliar menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran atau disebut dengan SILPA," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, pada Senin, 25 Maret 2024.

Adapun, penyaluran rice cooker gratis yang terealisasi hanya 342.621 rumah tangga atau 68,5% dari target awal. Distribusi ini mencakup 36 provinsi, 325 kabupaten atau kota, 2.460 kecamatan, dan 13 ribu desa kelurahan.

Baca Juga:

Pengadaan rice cooker melalui e-katalog. Terdapat 5 merek yang memenuhi persyaratan dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yakni Cosmos, Miyako, Maspion, Sanken, dan Sekai.

Selain itu, komponen anggaran program ini juga mencakup biaya distribusi melalui PT Pos Indonesia (Persero) rata-rata sekitar Rp133 ribu per unit. Harga ini, didasarkan dengan harga penawaran yang sudah di bawah harga standar PT Pos atau harga ad cost.

Penyebab Tak Capai Target

Jisman mengungkapkan kronologi mengapa penerima program di bawah alokasi anggaran yang sudah ditetapkan. Pertama, usulan data yang diterima sebanyak 811.109 rumah tangga, lalu diverifikasi ditemukan 27,5% atau lebih dari 220 ribu terdapat data duplikasi berdasarkan NIK.

Lalu bersama PT PLN (persero) melakukan survei lapangan dan ditemukan bahwa terdapat 75,4% data tersebut dinyatakan valid dan memenuhi kriteria. Data tersebut dicek kembali kelengkapan persyaratan, surat validasi dari kepala desa, dan pernyataan tidak memiliki AML, terdapat lebih dari 100 ribu data tidak lengkap.

Baca Juga:

Sehingga, distribusi rice cooker tersebut dilakukan selama 12 Desember 2023 sampai 13 Februari 2024. Sebanyak 56% dari penerima program ini berada di Pulau Jawa, sejalan dengan kondisi sistem kelistrikan Jawa-Bali yang mengalami kelebihan pasokan.

Pemerintah tidak akan melanjutkan pembagian rice cooker gratis yang jumlahnya mencapai 500 ribu. Pembagian rice cooker cukup berhenti di angka 342 ribu penerima.

Sebelumnya, Kementerian ESDM telah merealisasikan program bagi-bagi  AML atau rice cooker sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023. Pendistribusian tersebut berdasarkan data tervalidasi dari kepala desa, lurah atau pejabat daerah setempat.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 25 Mar 2024