Kamis, 04 Mei 2023 08:04 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Guna menekan angka kemiskinan di Indonesia, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan pajak dan zakat bisa digunakan sebagai instrumen, keduanya memiliki konsep yang sama.
Kekinian, menurut Ma'ruf terjadi tren ketimpangan antar masyarakat semakin meningkat seiring dengan laju liberalisasi ekonomi. Bahkan ini telah menjadi masalah global sejak dekade 1980-an hingga hari ini.
"Zakat dan pajak bisa menjadi solusi sebagai instrumen untuk akselerasi kemakmuran bangsa-bangsa," kata Maruf Amin saat membuka acara Asia Pasific Tax Forum, Rabu (3/5/2023).
Data mengungkapkan, dari periode 1953 sampai 2015 pertumbuhan riil pendapatan kelompok paling kaya di Amerika Serikat secara kumulatif mencapai 95%. Sementara 99% warga negara lainnya hanya tumbuh 14%.
Baca Juga:
Untuk itu, sekarang merupakan momen panggilan moral bagi para pemimpin negara dan ekonom untuk mendesain bingkai keadilan ekonomi. Salah satunya via instrumen pajak yang selaras dengan bingkai tujuan besar tersebut.
Berdasarkan catatannya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) selama 2022 telah melakukan pengentasan kemiskinan kepada kurang lebih 463 ribu mustahik, di mana fakir miskin penerima zakat sekitar 194 ribu di antaranya merupakan orang miskin ekstrem. Angka itu memberikan kontribusi 1,76% terhadap pengentasan kemiskinan nasional per September 2022.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim dan kekayaan sumber daya yang dimiliki, menurutnya Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara terkemuka dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat global.
Pemerintah disebut secara serius mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 03 May 2023