Ragam
Baby Talk Mendukung Respon Otak Bayi Lebih Responsif
Jakarta, Wongkito.co - Sebuah penelitian menggunakan mesin pemindaian otak menemukan bahwa bayi menunjukkan respon otak yang lebih tinggi saat diajak bicara dengan cara khusus untuk bayi, dibandingkan dengan percakapan normal layaknya dengan orang dewasa.
Respon otak ini terutama terjadi di bagian kiri otak mereka yang disebut korteks prefrontal dorsolateral. Hal ini menunjukkan bahwa bayi-bayi ini lebih fokus saat diajak bicara dengan cara yang dirancang khusus untuk mereka. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Developmental Science.
Baby talk adalah bentuk bahasa yang disederhanakan yang digunakan oleh orang dewasa saat berbicara dengan bayi dan anak kecil. Minggu, 10 Maret 2024.
Gaya bicara ini biasanya memiliki suara lebih tinggi, bicara lebih pelan, nada yang lebih diperbesar, dan kata-kata serta kalimat yang lebih sederhana. Tujuan dari bicara ini adalah untuk menarik perhatian anak, membantu mereka belajar bahasa, dan memperkuat ikatan emosional dengan orang yang merawat mereka.
Baca juga
- Simak Yuk Cemilan Viral Menjelang Ramadan dan Lebaran yang Diburu di Shopee, Lengkap dengan Harga
- Kemendikbudristek Optimis dengan Keberlanjutan Kurikulum Merdeka
- Wisuda ke-88, Rektor UIN Raden Fatah Palembang Lantik 1.059 Lulusan Berkualitas dan Berdaya Saing
Penelitian menunjukkan bahwa jenis bicara ini membantu bayi-bayi belajar suara dan ritme bahasa mereka, sehingga memudahkan mereka memahami dan mengucapkan kata-kata ketika mereka tumbuh.
Namun, cara otak mendukung pembelajaran kata dalam percakapan bayi, terutama pada tahun kedua kehidupan bayi, masih belum sepenuhnya dipahami. Salah satu kendala utama dalam penelitian ini adalah kesulitan melakukan pemindaian otak pada bayi yang terjaga menggunakan teknik tradisional.
Peneliti, Xin Zhou, dan timnya ingin melihat bagaimana otak bayi merespons baby talk dibandingkan dengan bicara biasa.
Penelitian ini melibatkan 41 bayi berusia 15 hingga 20 bulan yang direkrut melalui postingan Facebook dan surat elektronik kepada staf di Universitas Tiongkok di Hong Kong. Semua peserta penelitian berbicara bahasa Kanton. Tantangan dalam studi ini melibatkan beberapa bayi yang menolak mengenakan topi pemindaian otak dan partisipasi yang tidak lengkap, sehingga sampel akhirnya terdiri dari 27 bayi.
Dengan bantuan orangtua mereka, bayi-bayi berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengenakan topi fNIRS, sementara orangtua mengajarkan kepada mereka empat kata dalam bahasa Kanton menggunakan baby talk atau bicara biasa. Kata-kata ini dimasukkan dalam kalimat-kalimat yang memiliki arti dengan konten yang tetap.
Hasil studi menunjukkan bahwa ketika orangtua menggunakan baby talk, mereka cenderung mengucapkan kata-kata dengan nada lebih tinggi dan meningkatkan ketahanan perhatian bayi, meskipun uji pengenalan kata tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam hasil pembelajaran antara dua jenis bicara.
"Hasil kami menunjukkan perbedaan daerah yang signifikan dalam cara otak memproses baby talk dan bicara biasa. Perbedaan dalam pembelajaran kata antara baby talk dan bicara biasa terkait dengan respons otak di jaringan frontoparietal kiri (dlPFC dan PC), sedangkan variasi dalam nada bicara orangtua berkorelasi dengan respons fNIRS di korteks prefrontal dorsolateral kiri dan korteks parietal kanan bayi," demikian kesimpulan yang diambil oleh penulis studi.
"Hasil ini menunjukkan bahwa baby talk tidak membantu pembelajaran bahasa dengan melibatkan langsung jaringan bahasa di otak. Sebaliknya, baby talk mungkin lebih membantu pembelajaran kata pada bayi melalui pemrosesan emosi dan intonasi suara di sisi kanan otak. Peningkatan perhatian yang terjadi melibatkan jaringan frontoparietal kiri yang bermanfaat bagi pembelajaran kata."
Studi ini memberikan pemahaman tambahan tentang bagaimana baby talk mempengaruhi pembelajaran kata pada bayi dan mekanisme otak yang terlibat. Namun, perlu diingat bahwa studi ini memiliki keterbatasan, terutama dalam cara orangtua menggunakan baby talk yang tidak konsisten, sehingga bisa menghasilkan efek yang berbeda.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 09 Mar 2024