KabarKito
Cerita Herman, Sejak Usia Belia Produksi Gagang Sapu dan Bertahan hingga Kini
PALEMBANG, Wongkito.co - Memasuki kawasan Jalan Kemas Rindo, Kertapati pengunjung akan menyaksikan banyak perajin yang membuat gagang sapu. Gagang sapu terbuat dari kayu yang diproduksi secara manual oleh perajin.
Adalah Herman salah seorang perajin gagang sapu di Kawasan Jalan Kemas Rindo, Herman termasuk yang mengawali usaha mikro tersebut.
"Saya telah membuat gagang sapu sejak tahun 1973, atau saat itu masih usia belia kelas 4 SD," kata dia dibincangi reporter WongKito.co, Kamis (04/07/2024).
Baca Juga:
- Metode Art Therapy, Simak Manfaat dan Penerapannya dalam Pengobatan
- Sanksi Administratif Kresna Asset Management Dibatalkan, OJK Ajukan Kasasi
- Waspada! Akun Facebook Jhon Lbf Official bagi Hadiah Motor kepada Follower
Ia bertutur awalnya memproduksi gagang sapu di Palembang kemudian mulai menjual ke Bengkulu pada tahun 1979.
“Saya membawa 1.000 tangkai gagang sapu dan dijual di rantau," tutur dia.
Bermodal gagang sapu dan uang Rp75 ribu, Herman bercerita dana tersebut digunakan antara lain untuk menyewa rumah di Bengkulu yang kala itu, Rp 5.000 per bulan.
Untuk melengkapi gagang sapu tersebut, ia mengakui mencari batang aren untuk diambil sabut atau ijuknya dan diolah menjadi bungkus batangnya.
Kini Herman mengungkapkan usahanya berkembang di daerah sendiri, meskipun sempat merantau tetapi tetap Palembang adalah tempat kembali.
Di menambahkan ketika gagang dan sabut tersedia, maka dijait menjadi sapu yang kini dijual hingga diluar kota Palembang, seperti Pekanbaru, Padang dan Jambi.
Saat in, produksi sapu dari tangannya sendiri mencapai 40 gagang sapu setiap hari. Dan kini, usaha yang dirintisnya tersebut telah berkembang, termasuk juga mayoritas warga telah melakoni usaha tersebut.
Jual Online
Berpacu dengan perkembangan teknologi, kini Herman pun tidak hanya menjual gagang sapu secara konvensional dengan membuka toko dan mendistribusikan ke pelanggan.
Baca Juga:
- Ekosistem Teater di Sumsel Terus Tingkatkan Kreativitas
- Riset ESG AEER: Temukan Banyak Perusahaan Nikel tak PROPER, ini 4 Rekomendasinya
- Tertinggi Terjadi di Palembang, Inflasi Juni Year on Year Sumsel sebesar 2,48 Persen
Platform belanja online dan media social pun dioptimalkan untuk menjual gagang sapu dan sapu yang mereka produksi.
“Kami memastikan meskipun dibuat secara tradisional, tetapi produk yang dihasilkan lebih baik dari produk pabrik," kata dia.
Karenanya, ia mengaku tidak takut bersaing dengan produk pabrikan atau produk dari daerah lain karena kualitas gagang sapu yang dihasilkan lebih bagus.
Sedangkan Harga jual pun sangat murah mulai dari 12.500 ribu per tangkai.(MG1/MG2)