COVID-19: Si Kecil Tak Kasat Mata Pengubah Dunia

Ilustrasi COVID-19 (Istockphoto.com)

Penulis: Christara Cicelia Naomi, Dea Amanda Jovita, Fadillah Arika, Fatimah Nur Mutmainah, Marisa
Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
FKM Universitas Sriwijaya
Editor: Fatimah Nur Mutmainah

MEMASUKI awal tahun 2020 dunia dibuat gempar dengan ditemukannya sebuah virus baru. Virus ini memberi dampak yang sangat besar terhadap perubahan tatanan kehidupan penduduk dunia.

Dimana sebelum virus ini muncul, penduduk dapat melakukan aktivitas di luar ruangan.

Namun sekarang, semua aktivitas dilakukan di dalam ruangan bahkan kerja dan sekolah dilakukan secara online di rumah.

Bahkan sesama penduduk harus berjaga jarak dan memakai masker untuk melindungi diri mereka dari paparan virus tersebut.

Virus tersebut ialah Severe Acute Respiratory syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2).

Virus ini menjadi agent dari salah satu penyakit menular yang dikenal Coronavirus Disease (COVID-19), merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan.

Virus ini diyakini berawal dari kota Wuhan, Tiongkok yang ditemukan pada akhir Desember 2019.

Sedangkan di Indonesia, kasus positif COVID-19 pertama kali di deteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi terkular dari seorang warga negera Jepang.

Virus ini sangat berbahaya karena penularannya yang sangat cepat. Menurut WHO (2020), penularan COVID-19 dapat terjadi melalui beberapa hal.

Pertama, kontak dan droplet yang keluar dari orang dengan COVID-19 pada saat sedang berbicara bernyanyi, batuk dan aktivitas lainnya yang dapat terjadi pada jarak kurang lebih 1 meter.

Kedua, yaitu penularan melalui udara didefinisikan sebagai agen infeksius yang diakibatkan oleh penyebaran droplet yang melayang dan masih dalam keadaan infeksius dan dapat bergerak hingga jauh.

Ketiga, yaitu fomit. Fomit adalah penularan yang disebabkan oleh kontaminasi permukaan dan benda yang terkena droplet dari orang yang terjangkit COVID-19.

Pada tahun 2020, WHO resmi mengungkapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Hal itu dikarenakan penyebaran COVID-19 sangat cepat dan berdampak luas bagi masyarakat global.

Dikutip dari laman covid19.go.id, berdasarkan data WHO pada tahun 2022, COVID-19 telah menginfeksi 633.601.048 orang di 234 negara di dunia.

Secara akumulasi kasus COVID-19, kasus pasien meninggal dunia secara global sebanyak 6.596-542 kasus dan angka kematian seberar 1,0% secara global.

Sedangkan, di Asia Tenggara terdapat 60.576 027 kasus could-19 clan angka kematian 1,5%.

Indonesia sendiri berada pada peringkat ke-20 dibandingkan negara lain di Asia. Sampai pada 18 November 2022, jumlah kasus di Indoneña sebanyak 6.596.812 kasus terkonfirmasi COVID-19 untuk kasus di provinsi Indonesia, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi, sebanyak 1,44 juta kasus.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210929140734-4-280094/data-baru-covid-ri-kasus-aktif-hingga-kematian-turun-tajam

Sumber: https://www.kemkes.go.id/article/view/22012800002/kasus-covid-19-di-indonesia-paling-terkendali-di-asia.html

Gejala COVID-19

Orang yang telah terinfeksi, mengalami gejala dan cara yang berbeda. Beberapa gejala dari COVID-19 yaitu:

1. Gejala umum yang terjadi: demam, batuk, kelelahan, tidak dapat mencium bau dan kehilangan rasa.

2. Gejala yang kurang umum: sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit dan nyeri diare, ruam pada kulit, perubahan warna pada jari tangan atau kaki, mata merah atau iritasi.

3. Gejala serius yang terjadi: sesak napas atau kesulitan bernapas, sakit pada dada, kehilangan mobilitas untuk berbicara, kebingungan pada orang tua, terutama mereka yang mengalami infeksi parah.

4. Gejala lain yang mungkin terjadi: gejala gastrointestinal seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan mengalami Happy Hypoxia Syndrome, dimana kondisi seseorang dengan kadar oksigen rendah dalam tubuh tetapi terlihat seperti orang normal.

Mengapa COVID-19 Perlu Diwaspadai?

Munculnya COVID-19 mengubah kehidupan di dunia secara signifikan. Perubahan dirasakan bukan hanya di sektor kesehatan, melainkan dalam berbagai yang di dalam kehidupan.

Di bidang ekonomi misalnya, hampir seluruh ekonomi di dunia mengalami inflasi.

Di bidang pendidikan, proses sektor belajar mengajar berjalan pada tapak digitalisasi. Kita tahu bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus dalam penularannya.

Virus tersebut menjadi ancaman global karena pandemi penyakit tersebut tidak melihat batas-batas negara di dunia karena selalu ada pergerakan yang dilakukan manusia. 

Virus COVID-19 selalu mengalami mutasi. Sejauh ini sudah ditemukan beragam varian COVID-19, seperti Alpha (Inggris), Beta (Afrika Selatan), Gamma (Brazil), Delta (India), Epsilon (Amerika Serikat), Zeta (Brazil), Eta (Inggris, Nigeria), Theta (Filipina), Lota (Amerika Serikat), Kappa (India), dan yang terbaru adalah varian Omicron yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, serta Sub Varian XBB yang merupakan Sub Varian Omicron. Dari beragam varian COVID-19 yang ada, beberapa di antaranya telah masuk ke Indonesia.


Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/19/170200123/fakta-varian-delta-mutasi-corona-penyebab-95-persen-kasus-covid-19-baru

Menurut laporan dari situs Kementerian Kesehatan RI, ada empat varian COVID-19 di Indonesia yaitu Alpha, Beta, dan Delta yang terdeteksi pada Mei 2021.

Kemudian ditambah dengan hadirnya varian baru yaitu Omicron yang muncul pada Desember 2021. Baru-baru ini pemerintah Indonesia mewaspadai Sub Varian XBB baik yang ada di dunia maupun Indonesia.

Pada 28 Oktober 2022 diketahui sudah ada 12 kasus teridentifikasi dari Sub Varian XBB tersebut yang masuk ke Indonesia. Perlu diketahui bahwa pada 10 November 2022, Sub Varian XBB sudah tersebar di 37 negara di dunia, dimana Singapura, India, dan Australia menjadi negara yang tertinggi.  Hal ini harus diwaspadai jika kita tidak ingin adanya gelombang lanjutan dari COVID -19.

Agen Muda Kesehatan Masyarakat dalam Penanggulangan COVID-19

Dalam mengatasi COVID-19, dibutuhkan Kerjasama dari seluruh pihak di segala aspek di kehidupan. Salah satunya adalah agen muda kesehatan masyarakat. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh agen muda kesehatan masyarakat dalam penanganan COVID-19 antara lain yaitu:

1. Penggalangan dana untuk alat kesehatan dan kebutuhan pangan
2. Menyebarluaskan promosi kesehatan melalui media sosial untuk menyampaikan pesan dan konten kesehatan.
3. Ikut bekerja sama dengan perguruan tinggi dan puskesmas terdekat dalam suatu program penanggulangan COVID-19
4. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertujuan untuk peningkatan pemahaman masyarakat mengenai COVID-19, mengantisipasi penyebaran COVID-19 di daerah setempat, dan menciptakan media edukasi yang bisa menjadi pegangan masyarakat dalam menghadapi penyebaran COVID-19, dan tetap menerapkan protokol kesehatan walau terdapat penurunan tingkat penyebaran.
Adapun kegiatan sosialisai yang bisa dilakukan yaitu, sosialisai mengenai era new normal dan kegiatan GERMAS serta PHBS. 
5. Ikut dan mengajak masyarakat untuk melakukan vaksin 
6. Mengkomunikasikan upaya kesehatan dengan strategi komunikasi yang berfokus pada pesan yang akan disampaikan mengenai physical distancing dan penerapan masker.

Referensi
Arditia, A.2021.COVID-19: EPIDEMIOLOGI, VIROLOGI, PENULARAN, GEJALA KLINIS, DIAGNOSA, TATALAKSANA, FAKTOR RISIKO DAN PENCEGAHAN. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 3 (4). 653-659
COVID19, KAWAL. 2022. “Kawal informasi seputar COVID-19 secara tepat dan akurat”, https://kawalcovid19.id/, diakses pada 19 November pukul 14.03.
Dihni, Vika Azkiya. 2022. “10 Negara dengan Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak di Dunia (27 Juni 2022)”, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/27/kasus-aktif-covid-19-global-tembus-1858-juta-orang-as-terbanyak, diakses pada 19 November 2020 pukul 13.58.
Ediansjah, S.A. Apa Saja Varian dan Asal Usul Virus COVID-19 di Dunia? https://amari.itb.ac.id/apa-saja-varian-dan-asal-usul-virus-covid-19-di-dunia/. Diakses tanggal 15 November 2022.
Emerging, Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi. 2022. “COVID 19”, https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19 , diakses pada 19 November pukul 14.06.
Evandio, A. 2 Tahun Pandemi, Ini Daftar Varian Covid-19 yang Ada di Indonesia. 
https://m.bisnis.com/amp/read/20220302/15/1506293/2-tahun-pandemi-ini-daftar-varian-covid-19-yang-ada-di-indonesia. Diakses tanggal 13 November 2022.
Handayani. (2020). Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 119-129
Kusumaningtyas, A. P. (2021, 03 24). Membaca Persepsi Masyarakat terhadap Vaksin Covid-19. Retrieved from universitas gajah mada: https://www.ugm.ac.id/id/berita/20906-membaca-persepsi-masyarakat-terhadap-vaksin-covid-19
Umasugi, T. (2021). Sosialisasi dan Edukasi Pemberian Vaksin Sebagai Upaya Trust Pada. Journal of Human and Education, 6-8.

Editor: Nila Ertina
Tags covid 19FKM UnsriBagikan

Related Stories