Ragam
Ekspor Biji-Bijian Laut Hitam di Hentikan, Krisis Pangan Menghantui
MOSKOW, WONGKITO.CO - Ukrina tidak bisa mengekspor biji-bijian Laut Hitam setelah Rusia menghentikan partisipasinya dalam kesepakatan. Selasa, 18 Juli 2023.
Kesepakatan ekspor biji-bijian untuk pasar dunia, sebelumnya sudah diperpanjang beberapa kali semenjak tahun 2022. Kesepakatan antara Rusia dan Ukraina tercapai di tengahi Turki dan PBB.
Juru Bicara Kremlin Dimitry Peskov Perjanjian Laut Hitam tidak lagi ada. Alasan penghentian karena menurutnya bagian dari perjanjian Laut Hitam tentang Rusia sejauh ini belum dilaksanakan. Namun Rusia masih membuka pintu kesepakatan itu berlaku lagi jika bagian Rusia dari perjanjian tersebut. terpenuhi.
“Sayangnya, bagian dari perjanjian Laut Hitam tentang Rusia ini belum dilaksanakan sejauh ini, jadi pengaruhnya dihentikan,” katanya.
Baca juga
- DPSP Kembangkan Rumah Adat Untuk Mendukung Pariwisata Borobudur
- Prakiraan Cuaca Palembang Hari ini, Cerah Berawan
- 58 PSN Akan Tetap Dilanjutkan Meski Presiden Jokowi Lengser
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Rusia telah memberi tahu Turki, Ukraina, dan PBB tentang keputusan tersebut.
Penghentian kesepakatan biji-bijian terjadi hanya beberapa jam setelah Rusia mengatakan Ukraina telah menyerang jembatan yang menghubungkannya dengan Semenanjung Krimea.
Namun Peskov mengatakan keputusan untuk tidak memperbarui kesepakatan tidak terkait dengan serangan Senin dini hari yang disebutnya sebagai aksi teroris dan menyalahkan Ukraina.
Ukraina dan Rusia adalah dua produsen pertanian terbesar di dunia. Keduanya adalah pemain utama di pasar gandum, jelai, jagung, lobak, minyak lobak, biji bunga matahari, dan minyak bunga matahari. Rusia juga dominan di pasar pupuk.
Menurut Komisi Eropa, Ukraina menyumbang 10% pasar gandum dunia, 15% pasar jagung, dan 13% pasar jelai. Lebih dari 32 juta metrik ton jagung, gandum, dan biji-bijian lainnya telah diekspor oleh Ukraina berdasarkan pengaturan tersebut. Kapal kapal terakhir meninggalkan Ukraina pada hari Minggu.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 membuat harga komoditas pangan melonjak ke rekor tertinggi tahun lalu. Ini berkontribusi pada krisis pangan global yang juga terkait dengan konflik lain, efek pandemi COVID-19 yang masih ada, kekeringan, dan faktor iklim lainnya.
Harga tinggi untuk biji-bijian yang dibutuhkan untuk makanan pokok di negara-negara di Timur Tengah dan Afrika memperburuk tantangan ekonomi. Ini mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan atau kekurangan pangan.
Jaminan keamanan
Kesepakatan Laut Hitam memberikan jaminan bahwa kapal tidak akan diserang saat memasuki dan meninggalkan pelabuhan Ukraina. Dengan menarik diri dari pakta tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pemerintahnya mencabut jaminan navigasi yang aman di Laut Hitam.
Perjanjian terpisah memfasilitasi pergerakan makanan dan pupuk Rusia yang juga penting untuk rantai makanan global. Meski ekspor semacam itu tidak terkena sanksi Barat karena invasinya ke Ukraina, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik dan asuransi telah menjadi penghalang pengiriman.
Permintaan utama Rusia adalah agar Bank Pertanian Rusia dihubungkan kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Bank terputus dari SWIFT oleh Uni Eropa pada Juni 2022 karena invasi Ukraina.
Pavel Felgenhauer, seorang analis pertahanan dan militer yang berbasis di Moskow mengatakan banyak orang di Rusia telah menyerukan pembatalan kesepakatan selama berbulan-bulan.
Baca juga
- Rektor UIN Raden Fatah Ajak Pemuka Agama dan Ormas jadikan Agama Sebagai Solusi di Era Global
- SUV Mitsubishi Keluaran Terbaru Pre Order Mei 2023
- Rayakan Pencapaian Produksi 8 Juta Unit, Daihatsu Terima Kasih kepada Konsumen
Rusia sering mengatakan akan menghentikan kesepakatan. “Tetapi setiap kali ada negosiasi antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kesepakatan itu dilanjutkan,” katanya.
Felgenhauer memperkirakan kali ini Erdogan akan kembali menekan Putin dalam pertemuan puncak kedua pemimpin yang kemungkinan akan berlangsung Agustus mendatang.
Rusia telah setuju tiga kali dalam setahun terakhir untuk memperpanjang kesepakatan Laut Hitam. Tetapi juga sempat menangguhkan partisipasinya pada akhir Oktober sebagai tanggapan atas serangan drone terhadap armadanya di Krimea.
PBB berpendapat pengaturan tersebut telah menguntungkan kedua negara. Serta menurunkan harga pangan hingga lebih dari 20 persen secara global.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 17 Jul 2023