Lestarikan Budaya Naskah Kuno, Pemkot Palembang Gandeng Masyarakat

Lestarikan Budaya Naskah Kuno, Pemkot Palembang Gandeng Masyarakat PALEMBANG, WongKito.co – Dinas perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang mengandeng masyarakat untuk menjaga jejak sejarah dan budaya leluhur dihidupkan kembali sehingga bisa dilestatikan. Sosialisasi Pelestarian Koleksi Nusantara dan Naskah Kuno dengan Tema Budaya Jaga Naskah Kuno, Cintoi Daerah Kito (BUJANG NASKUN, CINDO) diselenggarakan, Kamis (5/9/2024). Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang, Herly Kurniawan mengatakan kegiatan ini tidak hanya sekadar acara seremonial, melainkan sebuah gerakan yang mengundang masyarakat untuk merenung dan terlibat dalam menjaga warisan yang telah ada selama berabad-abad. "Naskah kuno, dengan teks yang ditulis dalam aksara kuno dan bahasa daerah, menyimpan sejarah lokal yang sering kali luput dari perhatian publik," kata dia. Ia menjelaskan menyampaikan bahwa naskah-naskah kuno mengandung nilai sejarah yang sangat penting. "Naskah kuno merupakan identitas budaya kita. Dengan melestarikannya, kita menjaga jati diri bangsa," ujarnya. Selain sosialisasi, acara ini juga menghadirkan pameran koleksi naskah kuno dari berbagai daerah di Sumatra Selatan, termasuk manuskrip-manuskrip yang berusia ratusan tahun. Para pengunjung diajak untuk memahami teknik konservasi sederhana agar naskah-naskah tersebut tetap terawat. Salah satu topik yang dibahas dalam diskusi adalah upaya digitalisasi naskah kuno. Digitalisasi dianggap sebagai solusi untuk melestarikan isi naskah dalam bentuk modern, yang memungkinkan akses lebih luas tanpa merusak fisik dokumen asli. "Digitalisasi bukan hanya tentang melindungi naskah kuno dari. kerusakan fisik, tetapi juga tentang memperkenalkan warisan ini kepada generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa memastikan bahwa informasi berharga ini tetap lestari dan dapat diakses di masa depan," kata Kepala Bidang Pelestarian Naskah Kuno Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang, Amir Sutrisna. Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan Layanan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang, Melly mengatakan perpustakaan memiliki peran strategis sebagai pusat pelestarian dan akses terhadap pengetahuan, termasuk naskah-naskah kuno yang menyimpan warisan budaya kita. "Kami di perpustakaan berupaya memastikan bahwa naskah kuno ini tidak hanya terlindungi secara fisik, tetapi juga dapat diakses oleh masyarakat luas melalui proses konservasi dan digitalisasi. Dengan cara ini, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan, tetapi juga menjadi gerbang bagi generasi mendatang untuk mengenal sejarah dan kebudayaan daerah," kata dia. Melly menambahkan pihaknya juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya peran perpustakaan dalam menjaga dokumen-dokumen penting ini. Selain itu, perpustakaan juga menjadi wadah di mana masyarakat bisa belajar tentang cara merawat naskah-naskah kuno agar tetap terjaga kualitasnya dan ruang untuk kegiatan anak-anak muda. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara perpustakaan dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya yang kita miliki." "Tak lupa juga kami menyediakan kartu yang sudah sifatnya nasional di perpustakaan bagi yang ingin minjam buku baik secara fisik/digital dan daftarnya gratis tanpa dipungut biaya," ujar dia. Acara ini tidak hanya menjadi pertemuan satu hari, melainkan sebuah titik tolak untuk upaya pelestarian yang lebih luas. Sosialisasi ini mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga naskah kuno tidak bisa diserahkan hanya kepada segelintir orang. Ini adalah tugas bersama – sebuah bentuk cinta kepada daerah dan warisan leluhur yang harus terus dipelihara.(ftr) (Foto WongKito.co/Faturrahman)

PALEMBANG, WongKito.co – Dinas perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang mengandeng masyarakat untuk menjaga jejak sejarah dan budaya leluhur dihidupkan kembali sehingga bisa dilestatikan.

Sosialisasi Pelestarian Koleksi Nusantara dan Naskah Kuno dengan Tema Budaya Jaga Naskah Kuno, Cintoi Daerah Kito (BUJANG NASKUN, CINDO) diselenggarakan, Kamis (5/9/2024).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang, Herly Kurniawan mengatakan kegiatan ini tidak hanya sekadar acara seremonial, melainkan sebuah gerakan yang mengundang masyarakat untuk merenung dan terlibat dalam menjaga warisan yang telah ada selama berabad-abad.

"Naskah kuno, dengan teks yang ditulis dalam aksara kuno dan bahasa daerah, menyimpan sejarah lokal yang sering kali luput dari perhatian publik," kata dia.

Baca Juga:

Ia menjelaskan menyampaikan bahwa naskah-naskah kuno mengandung nilai sejarah yang sangat penting.

"Naskah kuno merupakan identitas budaya kita. Dengan melestarikannya, kita menjaga jati diri bangsa," ujarnya.

Selain sosialisasi, acara ini juga menghadirkan pameran koleksi naskah kuno dari berbagai daerah di Sumatra Selatan, termasuk manuskrip-manuskrip yang berusia ratusan tahun. Para pengunjung diajak untuk memahami teknik konservasi sederhana agar naskah-naskah tersebut tetap terawat.

Salah satu topik yang dibahas dalam diskusi adalah upaya digitalisasi naskah kuno. Digitalisasi dianggap sebagai solusi untuk melestarikan isi naskah dalam bentuk modern, yang memungkinkan akses lebih luas tanpa merusak fisik dokumen asli.

"Digitalisasi bukan hanya tentang melindungi naskah kuno dari. kerusakan fisik, tetapi juga tentang memperkenalkan warisan ini kepada generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa memastikan bahwa informasi berharga ini tetap lestari dan dapat diakses di masa depan," kata Kepala Bidang Pelestarian Naskah Kuno Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang,  Amir Sutrisna.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan Layanan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang, Melly mengatakan perpustakaan memiliki peran strategis sebagai pusat pelestarian dan akses terhadap pengetahuan, termasuk naskah-naskah kuno yang menyimpan warisan budaya kita.

"Kami di perpustakaan berupaya memastikan bahwa naskah kuno ini tidak hanya terlindungi secara fisik, tetapi juga dapat diakses oleh masyarakat luas melalui proses konservasi dan digitalisasi. Dengan cara ini, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan, tetapi juga menjadi gerbang bagi generasi mendatang untuk mengenal sejarah dan kebudayaan daerah," kata dia.

Baca Juga:

Melly menambahkan pihaknya juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya peran perpustakaan dalam menjaga dokumen-dokumen penting ini. Selain itu, perpustakaan juga menjadi wadah di mana masyarakat bisa belajar tentang cara merawat naskah-naskah kuno agar tetap terjaga kualitasnya dan ruang untuk kegiatan anak-anak muda. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara perpustakaan dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya yang kita miliki."

"Tak lupa juga kami menyediakan kartu yang sudah sifatnya nasional di perpustakaan bagi yang ingin minjam buku baik secara fisik/digital dan daftarnya gratis tanpa dipungut biaya," ujar dia.

Acara ini tidak hanya menjadi pertemuan satu hari, melainkan sebuah titik tolak untuk upaya pelestarian yang lebih luas. Sosialisasi ini mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga naskah kuno tidak bisa diserahkan hanya kepada segelintir orang. Ini adalah tugas bersama – sebuah bentuk cinta kepada daerah dan warisan leluhur yang harus terus dipelihara.(ftr)


Related Stories