6 Orang Kaya Baru, Mayoritas Pengusaha Tambang Batu Bara

Ilustrasi (ist)

JAKARTA - Forbes merilis orang kaya baru asal Indonesia. Dari sejumlah pendatang baru tersebut, enam diantaranya merupakan pengusaha batu bara.

Berikut ini, daftar orang terkaya di Indonesia 2022, Hartono Bersaudara dengan total kekayaan US$47,7 miliar atau Rp744,12 triliun masih memucaki.

Dari keenam ini, tiga di antaranya mendapat berkah dari kenaikan harga batu bara. Berikut pendatang baru di orang terkaya di Indonesia:

1. Dewi Kam (posisi ke-21)
Dewi Kam memiliki 10% saham di Bayan Resources yang terkerek dari kenaikan harga batu bara. Hal ini membuat saham Bayan naik tiga kali lipat. Dewi Kam saat ini berada di posisi ke-21 dengan harta US$2 miliar atau Rp31,2 triliun.

Baca Juga:

2. Eddy Sugianto
Eddy Sugianto merupakan pendiri perusahaan tambang batubara Mandiri dan Presiden Komisaris Prima Andalan Mandiri. Dirinya membawa PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) IPO pada tahun 2021. Eddy saat ini berada di urutan 32 dengan kekayaan US$1,27 miliar atau Rp19,81 triliun.

3. Ghan Djoe Hiang
Ghan Djoe Hiang adalah istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batubara. Suharya meninggal pada tahun 2020 di usia 77 tahun. Adapun kekayaan Ghan Djoe Hiang US$1,07 miliar atau Rp16,69 triliun di urutan 41.

4. Bambang Sutantio
Bambang Sutantio merupakan pendiri Cimory Group dan membawa PT Cisarua Montain Dairy IPO tahun lalu. Bambang Sutantio memiliki kekayaan US$1,85 miliar atau Rp28,86 triliun dan berada di posisi 24.

5. Manoj Punjabi
Manoj Punjabi, istrinya Shania dan orang tuanya Dhamoo dan Sunita mendirikan MD Media, pelopor perusahaan studio film yang terdaftar di Indonesia MD Pictures.Perusahaan go public pada tahun 2018 melalui IPO senilai $19 juta. Adapun kekayaan Manoj Punjabi US$1,05 miliar atau Rp16,38 triliun di posisi 43.

6. Haryanto Tjiptodihardjo
Haryanto Tjiptodiharjo menjalankan bisnis Impack Pratama Industri yang didirikan pada tahun 1981 oleh ayahnya Handojo. Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan memproduksi bahan konstruksi berbasis polimer seperti atap, lantai, dan pipa. Dirinya berada di posisi 45 dengan kekayaan US$1,02 miliar atau Rp15,91 triliun.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fakhri Rezy pada 09 Dec 2022 


Related Stories