6 Tahun Dunia Berada di Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah, Berikut ini Laporan C3S

Tahun 2015-2021 adalah rentetan tahun dengan suhu terpanas sepanjang sejarah selama 171 tahun. (Pixabay)

BRUSSELS - Selama enam tahun dari 2015-2021 merupakan  rentang saat dunia berada di suhu terpanas sepanjang sejarah selama 171 tahun sejak pertama kali dilakukan pencatatan. 

Hal ini dilaporkan oleh Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa dalam laporan yang dirilis pada 10 Januari 2022. 

Tingkat karbon dioksida dan gas metana yang menghangatkan planet di atmosfer juga mencapai rekor terbaru, seperti dikutip oleh TrenAsia.com dari laporan di laman resmi Copernicus Climate Change Service pada 11 Januari 2022.

Baca Juga:

Layanan C3S mencatat bahwa tujuh tahun terakhir menjadi waktu yang terpanas di dunia. Pencatatan yang dimulai sejak tahun 1850 ini menunjukkan rata-rata temperatur pada 2021 adalah 1,1-1,2 ℃ di atas temperatur pada tahun 1850-1900. 

“Tahun 2021 adalah satu lagi tahun suhu ekstrem dengan musim panas terpanas di Eropa, gelombang panas di Mediterania, belum lagi suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amerika Utara,” ungkap Direktur CS3 Carlo Buontempo dalam laporan.

Tingkat CO2 dan metana global, sebagai gas rumah kaca utama, terus meningkat dan memecahkan rekor tertinggi pada tahun lalu.

Tingkat CO2 di atmosfer mencapai 414,3 bagian per-juta (parts per million/ppm) pada 2021. Peningkatan yang terjadi adalah sekitar 2,44ppm dari tahun 2020, menurut para ilmuwan.

Emisi gas metana berasal dari produksi minyak dan gas dan pertanian hingga sumber alami seperti lahan basah.

C3S mengatakan tingkat emisi gas metana yang merupakan gas rumah kaca yang kuat, meningkat selama dua tahun terakhir. Alasan pastinya masih belum sepenuhnya dipahami.

Emisi CO2 global sempat mengalami penurunan pada 2020 saat pandemi COVID-19 dimulai. Data sementara menunjukkan peningkatan sebesar 4,9% pada tahun lalu.

C3S mencatat bahwa musim panas lalu adalah rekor terpanas di Eropa. Diikuti oleh Maret yang hangat dan April yang dingin. Hasilnya, tanaman buah-buahan di negara seperti Perancis dan Hungaria mengalami kerusakan.

Pada Juli dan Agustus, gelombang panas di Mediterania memicu kebakaran hutan parah di Turki dan Yunani. 

Sementara itu, Sisilia mencatatkan rekor suhu terpanas di Eropa yaitu 48,8℃. Rekor ini masih menunggu konfirmasi resmi.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang terjadi meningkatkan kemungkinan munculnya banjir besar mencapai 20%.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fadel Surur pada 11 Jan 2022 

Editor: Nila Ertina
Bagikan

Related Stories