Ada Tetangga RI, Berikut 10 Negara Tawarkan Gaji dan Jenjang Karier Baik

Gardens by the Bay Singapura (visitsingapore.com)

JAKARTA – Semakin banyak pekerja yang menargetkan jenjang karier global, sehingga keputusan untuk pindah ke luar negeri bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan strategi finansial.

Dengan persaingan global atas tenaga kerja terampil yang semakin ketat, negara-negara dengan perekonomian kuat, gaji kompetitif, serta jalur karier yang jelas menjadi tujuan utama bagi para pekerja ambisius yang mencari peluang lebih baik.

Menurut Henley Opportunity Index, yang menyoroti bagaimana akses ke sektor bergaji tinggi berpadu dengan mobilitas karier untuk membentuk jalur pendapatan, tingkat kemakmuran suatu negara ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk potensi penghasilan.

Baca juga:

Temuan lain menunjukkan pilihan tempat bekerja atau bermigrasi, serta bagaimana seseorang menginvestasikan waktunya, dapat sangat memengaruhi penghasilan jangka panjang dan arah perkembangan karier.

Negara yang Menawarkan Gaji dan Jenjang Karier Tinggi

Dilansir dari Nairametrics, berikut negara yang tawarkan gaji dan jenjang karier baik:

10. Inggris Raya

Berdasarkan Statistik Pasar Tenaga Kerja terbaru, Agustus 2025, dari Office for National Statistics, rata-rata gaji kotor tahunan di Inggris mencapai £37.600 (sekitar US$$50.778), setara dengan Rp833,46 juta per tahun. Upah ini juga setara dengan sekitar £724 atau Rp16 juta per minggu.

Angka ini menunjukkan pertumbuhan upah yang stabil, di mana gaji tahunan (tidak termasuk bonus) meningkat 5% dalam tiga bulan hingga Juni 2025, lebih tinggi dari tingkat inflasi saat ini sebesar 3,6%.

Meski demikian, kesenjangan masih terlihat di dunia kerja. Laki-laki tetap memperoleh penghasilan lebih tinggi dibanding perempuan untuk pekerjaan penuh waktu di setiap kelompok usia. Pekerja muda di bawah usia 30 tahun biasanya berpenghasilan sekitar 25% lebih rendah dibanding mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Faktor lokasi juga sangat berpengaruh, di mana pekerja di London menikmati gaji tertinggi di semua kelompok usia.

Tingkat pengangguran di Inggris pada periode tiga bulan hingga Juni 2025 tercatat sebesar 4,7%, menandakan kondisi pasar tenaga kerja di mana upah tumbuh lebih cepat daripada harga barang.

Bagi pekerja, potensi penghasilan paling kuat terlihat di sektor-sektor dengan permintaan tinggi serta di wilayah yang mengalami kekurangan tenaga kerja terampil.

9. Kanada

Pada tahun 2025, rata-rata pekerja di Kanada diperkirakan memperoleh penghasilan tahunan antara US$42.913) hingga US$45.095, atau sekitar Rp704 juta hingga Rp704 juta per tahun, atau sekitar Rp70 juta per bulan.

Besaran gaji ini sangat bergantung pada sektor industri, tingkat pengalaman, dan latar belakang pendidikan. Bidang kesehatan menempati posisi teratas, dengan dokter anestesi meraih pendapatan sekitar US$290.898 atau R4,7 miliar per tahun.

Spesialis lain seperti ahli jantung, ahli bedah, psikiater, dan ortodontis juga mendapatkan gaji tinggi. Di luar dunia medis, profesi hukum, teknik, penerbangan, dan teknologi menawarkan gaji yang tinggi.

Pengacara perusahaan, insinyur perminyakan, pilot maskapai penerbangan, serta ahli geosains tetap kompetitif, sementara sektor teknologi memberikan imbalan besar bagi arsitek cloud, data scientist, dan manajer perangkat lunak. Keahlian khusus menjadi faktor utama yang mendorong tingginya penghasilan.

8. Australia

Potensi gaji di Australia pada tahun 2025 menunjukkan perbedaan yang cukup besar antar industri dan tingkat keterampilan. Upah minimum nasional diperkirakan mencapai US$16,47 per jam atau sekitar Rp270.000, yang menjadi batas dasar bagi pekerja.

Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru, rata-rata pendapatan mingguan pekerja penuh waktu tercatat sebesar US$1.313 sekitar Rp21,5 juta pada Mei 2025, mencerminkan pertumbuhan upah yang stabil. Namun, tingkat pendapatan sangat bervariasi antar profesi.

Peran spesialis di bidang kesehatan, khususnya ahli bedah dan ahli anestesi, tetap menempati posisi teratas dengan penghasilan tahunan di atas US$196.081 atau Rp3,2 miliar.

Di sisi lain, posisi tingkat pemula di sektor pertambangan maupun pengembangan perangkat lunak juga menawarkan gaji awal yang tinggi, sering kali mulai dari US$65.360 atau Rp1 miliar ke atas.

Secara keseluruhan, struktur upah di Australia menegaskan keahlian khusus mendapat imbalan besar, dengan sektor teknologi, kesehatan, dan industri berbasis sumber daya menjadi bidang dengan potensi pendapatan tertinggi.

7. Hungaria

Struktur gaji di Hungaria menunjukkan variasi yang cukup besar berdasarkan industri, tingkat keterampilan, dan jenis pekerjaan. Gaji bulanan bruto umumnya dimulai dari sekitar US$1.031 atau sekitar Rp17 juta untuk posisi pemula, dan dapat melampaui US$2.946 sekitar Rp48,5 juta bagi peran dengan keahlian tinggi.

Pendapatan sangat bervariasi di berbagai sektor. Bidang dengan permintaan tinggi seperti pemasaran digital, kesehatan, dan hukum biasanya menawarkan potensi penghasilan lebih besar dibanding pekerjaan tradisional.

Gaji dibayarkan dalam mata uang Forint (HUF) dan mengikuti standar upah minimum nasional untuk pekerja terampil maupun tidak terampil.

Selain itu, gaji bersih dipengaruhi oleh kontribusi jaminan sosial dari karyawan dan pemberi kerja, yang mencakup pensiun, layanan kesehatan, dan tunjangan wajib lainnya. Hal ini membuat pendapatan bersih jauh lebih rendah dibandingkan gaji bruto.

Secara keseluruhan, pasar kerja di Hungaria memberikan imbalan lebih tinggi bagi keterampilan khusus dan keahlian profesional, dengan peningkatan gaji terbesar terkonsentrasi pada industri berbasis pengetahuan dan sektor yang diatur ketat.

6. Latvia

Prospek gaji di Latvia menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok di berbagai industri dan tingkat keterampilan. Data terbaru kuartal I 2025 mencatat rata-rata gaji bruto bulanan sebesar US$2.053 atau Rp17,3 juta.

Jika dirinci berdasarkan peran, staf manajemen menerima lebih dari US$2.337 bersih per bulan atau Rp38,8 juta, sementara posisi layanan pelanggan rata-rata gaji bersih sekitar US$1.457 atau Rp24,2 juta.

Sebaliknya, sektor dengan permintaan tinggi seperti teknologi dan pemrograman menawarkan penghasilan jauh lebih besar, di mana profesional berpengalaman dapat memperoleh lebih dari US$5.842 atau sekitar Rp95,9 juta per bulan.

Secara keseluruhan, gaji di Latvia umumnya berada dalam rentang US$1.002 hingga US$3.219 termasuk bonus. Namun, pendapatan aktual bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari kisaran tersebut tergantung pada fungsi pekerjaan, perusahaan, dan tingkat pengalaman.

Bagi karyawan maupun pencari kerja, potensi penghasilan sangat dipengaruhi oleh industri serta keahlian yang dimiliki.

5. Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab tetap menjadi magnet bagi para profesional global berkat lingkungan fiskal yang sangat kompetitif, tanpa pajak penghasilan pribadi dan tarif pajak korporasi hanya 9% untuk pendapatan di atas US$102.110 atau Rp1,6 miliar.

Kebijakan ini, ditambah dengan statusnya sebagai ekonomi berkembang berpendapatan tinggi dan terbesar ketiga di Timur Tengah, terus menarik ekspatriat yang ingin meningkatkan pendapatan bersih mereka.

Rentang gaji di UEA sangat bervariasi, mulai dari di bawah US$1.361 atau Rp22,3 juta bagi pekerja berupah rendah hingga lebih dari US$26.957 atau sekitar Rp442,5 juta per bulan untuk posisi puncak di sektor keuangan, energi, dan penerbangan.

Bagi ekspatriat, penghasilan bulanan US$4.901)-US$8.168 dianggap cukup nyaman, sementara gaya hidup mewah biasanya membutuhkan lebih dari US$12.253. Faktor pembeda utama mencakup industri, tingkat keahlian, dan lokasi, dengan Dubai dan Abu Dhabi menjadi pusat utama peran bernilai tinggi.

Meski biaya hidup tergolong tinggi, infrastruktur kelas dunia, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa bisnis utama, serta pertumbuhan ekonomi yang pesat memperkuat posisi UEA sebagai destinasi unggulan bagi pekerja migran yang berorientasi karier.

4. Hong Kong

Pada awal 2025, median gaji bulanan di Hong Kong berada di kisaran HK$21.000 (US$2.694) sekitar Rp44 juta, dengan sektor bergaji tinggi seperti keuangan dan teknologi yang terus memperlebar kesenjangan pendapatan di pusat finansial berbiaya hidup tinggi tersebut.

Profesional senior di bidang hukum dan layanan keuangan memperoleh antara HK$65.000 hingga HK$100.000 atau sekitar Rp137 juta hingga Rp210,5 juta, sementara pekerja level pemula di sektor ritel atau logistik kerap menerima di bawah HK$20.000 sekitar Rp42 juta.

Kesenjangan gaji ini menegaskan adanya pasar tenaga kerja dua tingkat, di mana keterampilan khusus dan sertifikasi internasional mampu memberikan nilai tambah yang signifikan.

Pegawai dengan pengalaman menengah rata-rata menerima HK$30.000-HK$50.000 atau Rp65 juta samai Rp105 juta, meski posisi di bidang dengan permintaan tinggi seperti kepatuhan (compliance) dan teknologi informasi menawarkan peningkatan lebih besar.

Meski pertumbuhan gaji secara umum cukup stabil, inflasi dan kelangkaan tenaga kerja terampil semakin memperketat persaingan untuk kandidat tingkat atas, khususnya di perusahaan multinasional.

3. Amerika Serikat

Median gaji tahunan di Amerika Serikat berada di kisaran US$68.100 atau sekitar Rp1,1 miliar, namun angka ini menyembunyikan perbedaan besar antar sektor dan tingkat pendidikan.

Bidang bergaji tinggi seperti kedokteran spesialis, rekayasa kecerdasan buatan, dan keuangan secara rutin menawarkan kompensasi lebih dari US$300.000 atau sekitar Rp5 miliar, mencerminkan tingginya permintaan terhadap keahlian tingkat elite.

Sebaliknya, lulusan sarjana umumnya memulai karier dengan gaji sekitar US$59.000, sementara pemegang gelar magister berada di kisaran awal $69.700 atau sekitar Rp1,1 miliar per tahun.

Perbedaan ini menegaskan nilai tambah yang signifikan dari keterampilan lanjutan dalam ekonomi berbasis pengetahuan. Variasi regional juga memperlebar jurang pendapatan, dengan pusat teknologi dan keuangan seperti San Francisco dan New York menawarkan gaji lebih tinggi untuk menyesuaikan biaya hidup yang mahal.

Stratifikasi upah tersebut menyoroti adanya peluang sekaligus ketimpangan dalam pasar tenaga kerja AS, di mana spesialisasi dan kualifikasi lanjutan semakin menentukan potensi penghasilan.

2. Singapura

Pendapatan kotor bulanan rata-rata di Singapura mencapai S$5.500 atau Rp70,2 juta, tertinggi di kawasan ASEAN dan hampir sepuluh kali lipat dibanding negara tetangga seperti Vietnam atau Indonesia.

Keunggulan upah ini mencerminkan posisi Singapura sebagai ekonomi maju sekaligus pusat finansial global. Sejak 2014 hingga 2024, pendapatan di negara-kota ini tumbuh hampir 25%.

Perbedaan antar sektor terlihat jelas. Layanan keuangan menempati posisi teratas dengan rata-rata gaji S$8.190 atau sekitar Rp1,04 miliar per bulan, disusul sektor informasi dan komunikasi sebesar S$7.320 atau sekitar Rp934 juta per bulan. Sebaliknya, peran administratif hanya menghasilkan rata-rata sekitar S$3.168 atau Rp40,4 juta.

Meskipun gaji tinggi menjadi daya tarik bagi talenta global, hal tersebut sejalan dengan tingginya biaya hidup di Singapura.

1. Swiss

Bagi kalangan elit global di bidang keuangan, teknologi, dan riset, Swiss menjadi puncak karier tertinggi, negeri dengan kompensasi luar biasa, lanskap alam yang menawan, dan stabilitas yang kokoh.

Namun, di balik citra indah Pegunungan Alpen, terdapat akses yang dijaga ketat, menjadikan residensi di Swiss sebagai simbol status yang sama prestisiusnya dengan besaran gaji yang ditawarkan.

Statistik ini bagaikan panggilan sirine. Pekerja di Swiss rata-rata memperoleh gaji kotor bulanan sebesar 6.788 franc Swiss sekitar Rp139 juta, jauh melampaui banyak negara lain.

Dalam praktiknya, bagi ekspatriat berkeahlian tinggi yang bekerja di menara perbankan Zurich atau pusat farmasi Basel, gaji bersih biasanya berkisar 5.300 franc Swiss atau Rp108 juta per bulan setelah dipotong pajak kantonal dan kontribusi sosial yang cukup rumit.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 08 Sep 2025 

Bagikan

Related Stories