Ahli Epidemiologi: COVID-19 Varian Omicron EG.5 tak Perlu Dikhawatirkan Berlebihan

Ahli Epidemiologi: COVID-19 Varian Omicron EG.5 tak Perlu Dikhawatirkan Berlebihan (Ist)

JAKARTA - Ahli epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan Omicron EG.5, subvarian terbaru dari COVID-19  yang telah muncul di Indonesia dinilai tidak memunculkan kekhawatiran yang besar bagi masyarakat. 

Ia mengungkap tingkat keparahan varian ini menunjukkan risiko yang cenderung rendah, sehingga tidak memerlukan kekhawatiran berlebihan.

Adapun gejala yang disebabkan oleh varian Omicron EG.5 cenderung ringan, bahkan dalam banyak kasus, tidak menunjukkan gejala sama sekali. Meskipun ada peningkatan dalam jumlah kasus yang teridentifikasi, dia menekankan bahwa fasilitas kesehatan di rumah sakit masih memiliki kapasitas yang memadai.

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, karena subvarian ini memiliki tingkat keparahan yang rendah,”  kata Windhu Jumat (12/12/ 2023).

Baca Juga:

Meskipun terjadi peningkatan kasus, fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit belum mengalami tekanan yang berlebihan. Windhu menjelaskan bahwa ketersediaan ruang isolasi masih di bawah 60 persen, yang belum mencapai angka kritis seperti pada kasus sebelumnya.

Lebih lanjut, Windhu juga memaparkan bahwa ruang inap kesehatan yang sebelumnya dialokasikan untuk pasien COVID-19 saat ini telah kembali digunakan untuk pasien biasa atau umum. Hal ini menunjukkan tidak adanya kepanikan berlebihan terkait situasi pandemi yang terjadi saat ini.

Meskipun varian Omicron EG.5 memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi daripada varian sebelumnya, vaksinasi dan edukasi kepada masyarakat tetap menjadi hal yang sangat penting.

Ahli epidemiologi tersebut menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangatlah krusial. 

Menjaga kebersihan diri, rutin mencuci tangan, menggunakan masker dengan benar, serta menjaga jarak fisik masih merupakan langkah-langkah penting. 

Selain itu, kepatuhan pada protokol kesehatan juga harus menjadi bagian dari budaya yang diterapkan secara konsisten oleh masyarakat.

Baca Juga:

Dalam menghadapi varian baru, kerjasama dan kesadaran kolektif masyarakat dalam menerapkan tindakan pencegahan akan menjadi kunci dalam upaya memutus rantai penularan serta meminimalkan dampak dari pandemi ini.

Windhu dilansir Antara  juga mendorong pemerintah untuk terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap rumah sakit guna mempersiapkan langkah-langkah mitigasi lebih lanjut. 

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak dan memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai, meskipun terjadi peningkatan kasus COVID-19.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 15 Dec 2023 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories