Ancaman Rusia Tak Terbukti, Sejumlah Kapal Melintasi Laut Hitam dan Berlabuh di Ukraina

Ancaman Rusia Tak Terbukti, Sejumlah Kapal Melintasi Laut Hitam dan Berlabuh di Ukraina (Ist)

JAKARTA, WONGKITO.CO - Rusia nampaknya tidak benar-benar mengancam kapal sipil yang melintasi laut hitam menuju pelabuhan Ukraina. 

Baru-baru ini sejumlah kapal memasuki laut hitam. Kapal tersebut nekad menerobos blokade Rusia, terdeteksi kapal milik Israel, kapal Yunani, kapak Turkiye dan kapal milik Georgia. Selasa, 1 agustus 2023.

Sumber intelijen  terbuka dari data pelacakan angkatan laut menunjukkan  kapal  dari Israel Ams1 telah memasuki cabang Danube Ukraina pada 30 Juli 2023 malam. Kemudian diikuti Sahin 2 dari Yunani dan  Yilmaz Kaptan yang kemungkinan dari Turkiye atau Georgia. Mereka berlayar dengan rute langsung di atas Laut Hitam dan  secara terbuka meunjukkan tujuan mereka melalui transporder kapal.

Euromadan Press melaporkan, kapal-kapal ini tampaknya berlayar bebas di atas Laut Hitam dan mengabaikan dugaan ancaman bahwa Rusia akan memperlakukan kapal apa pun yang menuju Ukraina sebagai target potensial.

Pemantau laut dengan sumber terbuka Markus Jonsson menguatkan posisi kapal dengan citra satelit. Dan  an menemukan bahwa lokasi transponder mereka cocok dengan posisi sebenarnya.

Baca juga

Markus juga menyebut pesawat anti-kapal P8 Posedion Amerika terus terbang untuk memantau situsi. Pesawat itu melakukan pengisian bahan bkar di udara di langit Rumania. Pengintaian tambahan juga  disediakan oleh drone pengintai RQ-4.

Beberapa kapal yang berlayar di Laut Hitam/Markus Jonsson

Setelah tiga kapal pertama yang masuk Ukraina, tiga lagi menyusul yakni Sealock, Bosphorus Queen, dan Afer. Mereka juga telah menyeberangi perairan Laut Hitam menuju pelabuhan Ukraina di Danube. Johnsons menyebut keenam kapal tersebut berada di bawah manajemen Turkiye.

Sementara itu, redaktur BlackSeaNews Andrii Klymenko justru mengamati jumlah kapal justru lebih banyak yakni  mencapai 16. Sebagian besar berada di wilayah perairan Rumania. Dia percaya bahwa istilah "blokade" tidak berlaku untuk tindakan Rusia di Laut Hitam. Ini karena kapal perang tidak benar-benar terlibat dalam tindakan balasan apa pun. Mereka sejauh ini  hanya berusaha mengintimidasi kapal sipil.

Secara khusus, sebuah kapal perang Rusia memberi tahu sebuah kapal bahwa berlayar ke Ukraina dapat membuatnya diperlakukan sebagai target militer. Hal ini ditunjukkan dari sebuah rekaman audio pencegatan yang dibagikan oleh pejabat Ukraina pada 28 Juli. 

Dalam komunikasi tersebut sebuah kapal Rusia menggunakan saluran terbuka untuk menghubungi kapal yang lewat di dekat salah satu pelabuhan Ukraina. Kapal Rusia bertanya tentang afiliasi kapal, muatan apa yang dibawanya, dan apakah ada senjata di dalamnya.  Kemudian, disebutkan bahwa setiap transportasi ke Ukraina dianggap  Federasi Rusia sebagai potensi transportasi kargo militer. Juga diberitahu negara yang benderanya digunakan  kapal tersebut akan dianggap  Rusia terlibat dalam perang.

Masih terkait dengan ekspor gandum dari Ukraina, dilaporkan bahwa negara tersebut telah mencapai kesepakatan dengan Kroasia. Kedua negara menyepakati kemungkinan menggunakan pelabuhan Kroasia di Danube dan Laut Adriatik untuk ekspor biji-bijian Ukraina.

Menteri luar negeri Ukraina Dimitry Kuleba   membuat pengumuman tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Kroasia pada 31 Juli.

Kuleba mengatakan menanggapi penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam bulan ini, Kroasia memperpanjang tawaran untuk memanfaatkan jaringan kereta api dan pelabuhannya di sepanjang Laut Adriatik sebagai rute alternatif . Ukraina mengatakan sekitar 180.000 ton biji-bijian hancur dalam sembilan hari serangan Rusia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 01 Aug 2023 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories