Antisipasi Kemarau 2023, Sumsel Amankan Produksi Tanaman Pangan

Petani beraktivitas di lahan persawahan kawasan Tangerang, Banten. (ist/Ismail Pohan/TrenAsia)

PALEMBANG, WongKito.co - Pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) perlu melakukan langkah antisipasi dampak musim kemarau terhadap pertanian. Pasalnya, dampak kemarau dikhawatirkan bisa mengganggu produktivitas sektor pertanian, terutama produksi pangan.

Untuk itu, Gubernur Sumsel Herman Deru meminta para Bupati dan Wali Kota di wilayah Sumsel untuk mengantisipasi musim kemarau dan El Nino tahun 2023 yang berakibat pada produksi tanaman pangan. Permintaan ini disampaikan dalam surat edaran yang diterbitkan 4 April 2023.

Deru menyampaikan, hal ini merupakan tindak lanjut Surat Menteri Pertanian RI perihal antisipasi kemarau berdasarkan prediksi dan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi (BMKG).

Untuk pengamanan produksi tanaman pangan di Sumsel, daerah diminta untuk melakukan percepatan tanam dan memaksimalkan capaian target luas tanam MT April - September 2023 yang telah ditetapkan.

Daerah diminta memfasilitasi sarana dan prasarana dampak perubahan iklim sebagai langkah mitigasi pengamanan produksi komoditas menghadapi kemarau, seperti saprodi, alsintan, sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), hingga penanganan panen, serta pasar.

“Daerah yang curah hujannya masih cukup tinggi perlu mengoptimalkan pemanfaatan lahan tadah hujan untuk percepatan pertanaman padi,” kata Herman Deru dikutip dari surat edaran yang diterima WongKito.co, Rabu (05/04/23).

Pemanfaataan benih insitu dinilainnya perlu untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing. Daerah juga harus memastikan ketersediaan benih toleran kekeringan serta varietas tahan OPT endemis.

Adapun untuk mendukung ketersediaan air, sangat perlu untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa, sumur suntik, biopori, embung, dan long storage. Koordinasi dengan instansi terkait untuk sistem pengairan maupun perbaikan drainase patut dilakukan. Termasuk penerapan teknologi hemat air diminta untuk dijadwalkan dan dilaporkan rutin.

“Penting bagi daerah untuk meningkatkan jumlah petani yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi, khususnya wilayah yang rentan kekeringan. Begitu juga dalam pembukaan lahan mesti tanpa bakar,” tegasnya. (*)

 

Editor: Redaksi Wongkito

Related Stories