Bank Permata Masih Kokoh Sebagai Bank Dengan Aset Terbesar ke Tujuh di Indonesia

Suasana pelayanan nasabah disalah satu kantor cabang milik Bank Permata, di Jakarta. Foto; Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA, WongKito.co - PT Bank Permata Tbk pada kuartal III-2021 mencatatkan kinerja positif.  Emiten bersandi BNLI mencatatkan lonjakan pada segi total aset sebesar 31% year on year (yoy) menjadi Rp219 triliun

Aset yang mengalami pertumbuhan double digit ini  membuat Bank Permata duduk sebagai bank dengan aset ke tujuh terbesar di Indonesia. Direktur Utama (Dirut) Bank Permata Chalit Tayjasanant mengatakan peningkatan aspek keamanan bertransaksi turut mendorong kepercayaan nasabah di BNLI. 

Dirinya pun menyebut kinerja yang stabil ini sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi yang mulai menunjukkan perbaikan sejak awal 2021.

Baca Juga : Laba Bersih Semen Indonesia (SMGR) Susut 9,9 Persen Jadi Rp1,38 Triliun, Kuartal III-2021

"Kinerja yang positif di kuartal III/2021 juga tidak lepas dari dukungan para nasabah setia kami yang selalu maju bersama menjadikan kami bank of choice mereka serta komitmen kami untuk terus memberikan kenyamanan dan keamanan transaksi perbankan dan turut berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Chalit dalam keterangan tertulis, Senin, 1 November 2021.

Dari sisi intermediasi, Bank Permata tercatat mengalami pertumbuhan penyaluran kredit 21% yoy menjadi RP124,2 triliun pada kuartal III-2021.  Hal ini disokong oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang melonjak 23% serta segmen korporasi sebesar 45% yoy. 

Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNLI melesat 23% yoy berkat kontribusi tabungan dan giro yang meningkat 28% yoy. Walhasi, rasio dana murah (CASA) di Bank Permata mengalami peningkatan menjadi 53%.

Secara beriringan, Emiten bersandi BNLI ini membukukan pertumbuhan laba setelah pajak hingga 93% year on year (yoy) pada sembilan bulan pertama 2021. Laba setelah pajak di BNLI terungkit dari Rp430 miliar pada kuartal III-2020 menjadi Rp831 miliar pada kuartal III-2021.

Capaian itu diraih lanraran pendapatan operasional meningkat 17% yoy menjadi Rp7,5 triliun..Pertumbuhan pendapatan operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 28%.

Adapun laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 28% yoy menjadi Rp3,5 triliun.  Rasio beban operasional dibandingkan pendapatan 88% operasional (BOPO) menjadi lebih efisien, yakni menjadi sebesar 88 persen% atau membaik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 92%

Meski terus memperkuat pencadangan, sejatinya kualitas aset BNLI mengalami perbaikan pada kuartal III-2021.Hal ini tercermin dari non performing loan (NPL) BNLI yang susut dari 3,8% (gross) dan 1,5% (net) pada kuartal III-2020 menjadi 3,3% (gross) dan 0,9% (net). 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhamad Arfan Septiawan pada 01 Nov 2021 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories