Ragam
Banyak Faktor Mengganti Nama Negara, Berikut 5 Negara yang Mengganti Nama
JAKARTA, WONGKITO.CO - Penggantian suatu nama negara merupakan hal biasa, ada hal-hal melatari di gantinya nama suatu negara, faktor sejarah atau budaya dan banyak lagi yang melatarinya.
Ada 5 negara yang saat ini mengganti nama negaranya, satu dari kawasan Asia, 3 dari kawasan Eropa dan satu lagi dari kawasan Afrika. Adapun ke 5 negara itu, yaitu :
1. Turkiye
Pada Juni 2022, Mevlut Cavusoglu selaku Menteri Luar Negeri Turki meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengubah ejaan dari Turki menjadi Turkiye. Permintaan itu didasarkan pada keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang mengatakan nama Türkiye lebih mewakili dan mengungkapkan budaya, peradaban, dan nilai-nilai bangsa Turki dengan cara terbaik.
Meskipun dianggap baru, sebenarnya ejaan Turkiye sudah diterapkan oleh orang-orang sana semenjak 1923.
Baca juga
- Herman Deru Luncurkan Gerakan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Se-Sumsel sebagai Program Mencegah Stunting
- Pertimbangan Matang dalam Investasi Properti, Bantu Anda Raih Keuntungan Jangka Panjang
- Dukung Net Zero Emission, PGN dan Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon
2. Netherlands (Belanda)
Belanda merupakan ejaan bahasa Indonesia. Dalam dunia internasional, negeri kincir angin itu memiliki nama Holland dan Netherlands. Banyak yang memahami kedua kata tersebut adalah sinonim dan dapat dipakai secara bergantian. Namun, pada 2020 lalu pemerintah Belanda sepakat untuk menggunakan nama resmi internasionalnya yaitu “Netherlands”.
Nama Holland disebut tidak bisa mewakili keseluruhan negara. Nama tersebut hanya merujuk pada beberapa wilayah saja khususnya Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam.
3. eSwatini
Pada 2018, salah satu negara di benua Afrika ini mengganti namanya dari Swaziland menjadi The Kingdom of eSwatini. Raja Mswatti III, monarki absolut negara ini, mengumumkan perubahan nama untuk memperingati 50 tahun kemerdekaan negara itu dari Inggris.
Dalam bahasa Swazi, eSwatini memiliki arti Swazi tanah Swazi. Mwastti III menyebutkan, negara-negara Afrika yang telah merdeka mengembalikan namanya ke nama kuno mereka sebelum dijajah. Disamping itu, pemimpin negara tersebut mengatakan nama Swaziland juga hampir sama dengan Switzerland.
4. Czechia
Tidak sepopuler pergantian nama lainnya, Republik Ceko sebenarnya sudah diakui oleh PBB terkait pergantian nama semenjak 2016 silam. Pergantian nama tersebut bertujuan untuk mempersingkat penyebutan negara dalam pergaulan internasional.
Namun Perdana Menteri menteri negara tersebut yang bertugas pada 2017 hingga 2021, Andrej Babis malah belum mengetahui hal itu. How Stuff Work menyebutkan saat wawancara dengan Wall Street Journal,Babis menyebutkan. "Saya tidak tahu ini. Saya tidak suka sama sekali,"
5. Thailand
Salah satu negara Asia Tenggara ini sebelumnya dikenal dengan sebutan Siam. Selanjutnya berganti nama sebagai Thailand yang dilakukan negeri gajah putih tersebut terjadi pada 1939 sekaligus merubah pemerintahannya menjadi monarki konstitusional.
Alasan negara memutuskan mengganti nama tersebut ialah dengan tujuan untuk membebaskan diri dari segala hal yang berkaitan dengan Inggris pasca perang.
Itulah rangkuman sejumlah negara yang telah mengganti namanya. Sebenarnya masih banyak sekali nama-nama negara yang telah berganti. Apakah di masa depan Indonesia juga akan merubah namanya? Tidak ada yang tahu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 13 Jul 2023