Ekonomi dan UMKM
Begini Proyeksi Pendapatan dan Laba Bersih PTBA Sepanjang Kuartal II-2024
JAKARTA – Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil melesat hampir 10% dalam satu bulan perdagangan terakhir. Peningkatan ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan emiten batu bara pelat merah pada kuartal II-2024 mencapai dua digit.
Pada perdagangan berjalan hari ini Rabu, 24 Juli 2024, hingga pukul 10:45 WIB, saham PTBA terpantau stagnan di level Rp2.650 per saham. Meski begitu, secara year-to-date, saham ini masih melesat di level 9,00%, dan 10,42% sepanjang tiga tahun terakhir.
Perlu diketahui, emiten dengan kode saham PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,4 triliun pada kuartal I-2024 , meskipun turun sebesar 5,5%. Sementara itu, laba bersih perseroan mencapai Rp790,9 miliar, mengalami penurunan 31,99% secara tahunan.
Baca juga:
- Transaksi Perdagangan Karbon pada 2023 Capai Rp84 miliar
- Riset: Aturan Penanganan KS dan KBGO di Perusahaan Media Sangat Minim
- Industri Baja Bersiap dapat Order Berlimpah
Meskipun pendapatan dan laba bersih pada kuartal sebelumnya mengalami penurunan, konsensus analis yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan PTBA akan membukukan pendapatan sebesar Rp9,90 triliun pada kuartal II-2024.
Proyeksi pendapatan itu, juga naik 11,2% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi laba bersih, PTBA diprediksi mencetak cuan sebesar sebesar Rp1,28 triliun, angka ini lebih rendah dari Rp1,61 triliun pada kuartal II-2023.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan PTBA belum juga menjadwalkan merilis laporan keuangannya pada kuartal II-2024. Meski demikian, jika merujuk data historis, emiten BUMN ini merilis kinerja pada paruh pertama tahun berjalan di akhir bulan Agustus.
Diketahui sepanjang 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, dan angkutan 33,7 juta ton pada tahun ini. Target tersebut hampir sama dengan realisasi pencapaian di tahun 2023.
Prediksi Harga Batu Bara
Dalam merealiasikan target tersebut, PTBA melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis. Sebelumnya, Tim Research Stokbit Sekuritas dan BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan harga batu bara di semester II-2024 akan kokoh.
Tim Riset Stockbit Sekuritas memperkirakan harga batu bara akan berada di kisaran US$118-126 per ton pada tahun 2024-2025, dengan rata-rata harga sepanjang tahun diperkirakan mencapai US$132 per ton. “Kami memproyeksikan harga batu bara cenderung resilient di kisaran US$130–135/ton,” jelas mereka dalam ulasannya pada Selasa, 23 Juli 2024.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Christian Sitorus dan Erindra Krisnawan, dalam risetnya mengatakan kenaikan harga jual batu bara dipicu oleh peningkatan pemrintaan China dan India bersamaan dengan penurunan produksi di Indonesia.
“Kami melihat peluang kenaikan harga batu bara akan makin pesat memasuki kuartal akhir tahun ini atau menjelang musim dingin,” tulis Christian Sitorus dan Erindra Krisnawan dalam riset yang dikutip pada Selasa, 23 Juli 2024.
Alhasil perusahaan efek itu pun memperoyeksikan bahwa harga batu bara di pasar Newcastle diperkirakan naik dari US$125 per ton menjadi US$135 per ton. Kemudian, harga batu bara ICI3 juga direvisi naik dari US$72 menjadi US$79 per ton, dan harga ICI4 direvisi naik dari US$54 menjadi US$59 per ton.
Berkaitan dengan PTBA, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan laba bersih perseroan sepanjang tahun ini juga direvisi naik, dari Rp5,01 triliun menjadi Rp5,58 triliun. Tidak hanya, target saham emiten batu bara plat merah juga direvisi naik ke level Rp3.100 per saham.
Aksi Korporasi
Sebagai tambahan, PTBA adalah salah satu emiten batu bara yang memiliki cadangan sebesar 2,98 miliar ton dan sumber daya 5,81 miliar ton. Untuk memaksimalkan kapasitas produksi, perseroan baru-baru ini menjalin kerja sama dengan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), sebuah perusahaan jasa angkutan batu bara di pelabuhan.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail, menyatakan bahwa SDJ akan menyediakan jasa logistik untuk pengangkutan batu bara dari Pelabuhan Muat Sungai Musi ke mother vessel di Pelabuhan Tanjung Kampeh, dengan target volume sekitar 2,5 juta ton tahun ini.
Sebelumnya, PTBA juga telah menyepakati kerja sama dengan PT KAI (Persero) dalam pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru – Keramasan pada 12 Oktober 2023 lalu. “Proyek ini akan meningkatkan kapasitas angkutan batu bara PTBA hingga 20 juta ton per tahun. Groundbreaking fasilitas penanganan batu bara telah dilakukan PTBA pada 30 Desember 2023,” kata Arsal.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 24 Jul 2024