Belajar di Kantor Google Asia Pasifik, Pilih Ruangan dengan Nama-Nama Gunung

Belajar di Kantor Google Asia Pasifik, Pilih Ruangan dengan Nama-Nama Gunung (Foto WongKito.co/Nila Ertina FM)

USAI rangkaian pembukaan Trusted Media Summit (TMS) Asia Pasific (APAC) 2023 di gedung National Trade Union Congress (NTUC) Singapura, Sabtu (2/12/2023) peserta dengan menumpang bus menuju kantor Google APAC di kawasan Maple Business City.

Tiba di kantornya si mbah, paserta langsung menuju ruang makan siang yang luas dengan konsep minimalis.

Ada beragam makanan disajikan secara prasmanan, ikan salmon dan ayam dengan diolah menggunakan bumbu minimalis karena memang menu masakannya western.

Bagi saya yang biasa mengonsumsi kuliner berlimpah bumbu tentunya merasa tidak pas makan di sana.

Panitia juga menyediakan nasi yang dimasukan ke kotak-kotak khusus, bertuliskan bento dan vegetarian plus ada tambahan halal.

Baca Juga:

Tapi tentunya masakan tersebut sangat membantu mengatasi rasa lapar di sela-sela belajar bersama jurnalis, akademisi dan penggiat cek fakta asia pasifik.

"Aku pilih nasi box saja yuk," kata Phesi trainer cek fakta AJI dari Bengkulu.

Ia mengungkapkan meskipun banyak makanan bahkan cenderung berlimpah tetapi makan hanya sedikit.

"Beda selera soalnya," kata dia lagi.

Setelah menikmati makan siang dengan riang gembira di kantor yang dingin dan luas tersebut, kami pun diingatkan panitia untuk masuk ke ruangan yang dipilih.

Ada delapan ruangan yang bisa dipilih dengan nama gunung dan tema berbeda-beda.

Ada ruangan Agung, Fuji,  Bromo, Everest, Merapi, Sumbing, Himalaya dan Mount Cook.

"Aku lupa daftar apa saja waktu itu," kata Meri trainer cek fakta dari AJI asal Batam.

"Aku juga lupa," timpalku.

Kami pun akhirnya berpisah dan mencari kelas-kelas dengan pelatihan yang paling menarik.

Ruangan pelatihan tersebut ada di lantai 7 dan lantai 3 serta lantai 2 kantor Google Asia Pasifik.

Pelatihan pada hari pertama berlangsung sampai pukul 6.00 sore waktu setempat.

Kegiatan dilanjutkan dengan makan malam, dan peserta kembali ke hotel dengan menggunakan shuttle bus dari penyelenggara.

Pengecekan Fakta Pemilu

Hari terakhir TMS APAC 2023, Minggu (3/12/2023) pelatihan semakin seru saja. Materi yang dibahas sejak hari pertama kecerdasan buatan (AI) tetap menjadi bahasan menarik pada hari terakhir.

Namun, pembahasan terkait dengan pengecekan fakta menjelang pemilu menjadi menarik karena tak hanya Indonesia, sejumlah negara di Asia Pasifik lainnya juga akan menyelenggarakan pemilu tahun 2024.

Joel Luther, Lab Reporter Duke mengungkapkan pascapandemi menunjukkan bahwa pertumbuhan organisasi pengecekan fakta mengalami stagnasi.

Lalu, pelajaran apa yang dapat diambil dari sini bagi para pemeriksa fakta di APAC dan bagaimana pengecekan fakta dapat tetap bertahan di wilayah ini meskipun dalam masa-masa sulit? tanya dia.

Namun ia memastikan pengecek fakta bertanggung jawab untuk hadir dalam setiap momentum termasuk juga pemilu.

Hal itu, menjadi bagian penting untuk memastikan publik tidak terpapar atau terbelah karena penyebaran misinformasi.

Sasar Anak Muda

Anak-anak muda atau Gen Z menjadi salah satu sasaran penting untuk ikut aktif terlibat dalam gerakan melawan penyebaran informasi bohong.

Seperti diketahui menembus dunia media sosial bisa jadi sulit.

Namun, dengan berkolaborasi bersama Gen-Z dan influencer langkah tersebut bisa jadi lebih mudah.

Baca Juga:

Dalam kesempatan pelatihan tersebut, penyelenggara menghadirkan Mark Averilla aka Macoy Dubs, influencer yang aktif melakukan gerakan melawan informasi bohong asal Filipina pada pemilu di negara tersebut.

"Sebenarnya tidak  hanya saat pemilu yang membuat konten cek fakta," kata Mark dalam kesempatan hadir di ruang Fuji, kantor Google APAC.

Ia mengungkapkan dirinya telah memproduksi kontek cek fakta baik yang politik, kesehatan dan konten lainnya.

Salah seorang konten kreator Gen Z Filipina ini menggunnakann TikTok sebagai platform yang dipilih dengan pengikut lebih dari satu juta ini.(Nila Ertina FM)

Editor: Nila Ertina

Related Stories