Ekonomi dan UMKM
Belanja Negara Melonjak, Berikut Penjelasan Alasannya
JAKARTA - Selama periode lima tahun terakhir, belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami peningkatan signifikan dari Rp2.007,4 triliun tahun 2017, menjadi Rp2.786,37 triliun pada 2021.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Hadiyanto mengatakan tingginya pertumbuhan alokasi belanja itu disebabkan oleh peningkatan signifikan belanja pemerintah pusat pada tahun 2022 yang mencapai 22,5% dibandingkan dengan tahun 2019. Hal itu disebabkan adanya kebijakan refocusing dan realokasi anggaran pada APBN 2020 sebagai salah satu bentuk respons kebijakan fiskal dalam mengatasi kondisi extraordinary pandemi COVID-19.
“Namun demikian, terdapat tantangan dalam pola eksekusi belanja pemerintah sehingga penumpukan realisasi di akhir tahun masih terjadi. Rata-rata penyerapan belanja barang di triwulan IV mencapai 38,1 persen, sementara untuk belanja modal lebih tinggi lagi mencapai 46,5 persen,” ujar Hadiyanto dalam Pembukaan Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2022, Selasa, 12 April 2022.
Baca Juga:
- 400.000 Warga Palembang Segera Terima Jatah BLT Minyak Goreng, Ini Penjelasannya
- Kopi Kenangan Tunjuk Ketua Kadin Arsjad Rasjid Sebagai Komisaris
- BUMN Buka lebih dari 2.700 Lowongan Pekerjaan, Cari Tahu Yuk!
Sedangkan, belanja transfer ke daerah dan dana desa menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,56%. Dari tahun 2017 sebesar Rp741,99 triliun tumbuh menjadi Rp785,7 triliun pada tahun 2021. Hadiyanto menekankan bahwa kebijakan transfer ke daerah dan dana desa diarahkan untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi yang sejalan dengan kebijakan belanja pemerintah pusat di masa pandemi.
“Sementara itu, kinerja pelaksanaan APBN tahun 2021 juga telah menunjukkan hal-hal yang menggembirakan baik dari sisi penerimaan, pengeluaran untuk penanganan pandemi, perlindungan sosial, penguatan pemulihan ekonomi, dan keberpihakan kepada UMKM,” lanjut Hadiyanto.
Disisi lain, realisasi penerimaan negara tahun 2021 telah mengalami recovery dan rebound yang melampaui target yang ditetapkan. Realisasi belanja negara tumbuh 7,4% atau lebih tinggi daripada realisasi tahun 2020 sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hadiyanto menjelaskan belanja negara merupakan stimulus bagi pemulihan sosial ekonomi serta mendukung reformasi kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Melalui belanja negara yang berkualitas, maka tujuan dari APBN untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan ketahanan fiskal akan tercapai.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Heriyanto pada 12 Apr 2022