BEM Unsri Tuntut Rektorat Transparan Terkait Laporan 3 Kasus Pelecehan Seksual

BEM Unsri Tuntut Rektorat Transparan Terkait Laporan 3 Kasus Pelecehan Seksual (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Terkait dengan tiga laporan kasus pelecehan seksual yang telah disampaikan Keluarga Mahasiswa (KM) Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM Unsri kepada pihak rektorat, BEM menuntut agar investigasi dilakukan secara transparan.

"Sampai saat ini, ketiga kasus pelecehan seksual yang telah dilaporkan belum jelas dan terbuka," kata Divisi Perlindungan Perempuan KM BEM Unsri, Syarifah, mengutip suarasumsel, Jumat (26/11/2021).

Menurut dia pihak rektorat mengungkapkan jika telah membentuk tim investigasi atas kasus-kasus pelecehan tersebut. 
"Namun, sampai saat ini keinginan kami untuk audiensi pada pihak rektorat pun tidak direspons," ujarnya.

Pihak rektorat hanya membalas berbagai perihal tersebut dalam bentuk surat jawaban dan tanggapan.

Syarifah menambahkan, pihak rektorat seharusnya terbuka terkait upaya penyelidikan atas kasus-kasus pelecehan seksual ini.

Apalagi, jika dugaan para pelaku belum mendapatkan sanksi-sanksi.

Kekhawatiran saat ini, sambung ia, pihak rektorat cenderung tertutup dan tidak tegas.

"Padahal kasus pelecehan bukan kasus biasa, ini lebih kepada fungsi lembaga pendidikan sendiri, guna memberikan perlindungan dan mendidik para peserta didik," sambung ia.

Karena itu, BEM Unsri masih akan melakukan pendampingan atas kasus-kasus laporan pelecehan seksual, sampai dengan para pelaku ditemukan dan disanksi tegas.

Penerapan sanksi dan keterbukaan pada kasus ini akan memperlihatkan keberpihakan pihak rektorat pada korban. Karena, menurut dia, jika kasus ini tidak sampai pada penyelesaian, terutama memberikan sanksi kepada pelaku, maka akan menjadi catatan buruk pada citra Unsri.

Apalagi, Kementerian Pendidikan juga sudah memiliki aturan agar pihak kampus dapat mencegah secara dini atas perbuatan-perbuatan asusila di kampus.

"Sampai saat ini, Rektorat tidak bersedia bertemu dan membahas bersama," ujar dia.

Korban Membaik

KM BEM Unsri mengungkapkan jika kondisi para korban mulai membaik, termasuk psikologis. Terakhir, juga ada upaya bangaimana para korban berobat ke psikiater.

Sementara untuk kebutuhan skripsinya masih harus diurus.

Menurut Syarifah, dengan semakin tidak terbuka pihak kampus atas permasalahan yang dialami ketiga korban dari dua pelaku asusila ini maka membuka peluang adanya korban lainnya.

"Jika Unsri tidak sama-sama berbenah, kemungkinan akan muncul korban-korban baru, baik dari pelaku yang tidak dihukum, atau pelaku yang baru," kata dia.

Sebelumnya, Rektor Unsri Anis Saggaff, mengaku telah membuat tim investigasi internal sejak September lalu.(*)


Related Stories