Ekonomi dan UMKM
Benarkah Cadangan Nikel Nasional Hanya Bertahan 15 Tahun
Jakarta, Wongkito.co - Nickel Industries menyangkal cadangan nikel nasional hanya tersisa 15 tahun lagi, padahal kita ketahui bahawa nikel digadang-gadang sebagai bahan baku baterai listrik nasional.
hal ini masih harus dilihat lebih jauh apakah yang dimaksud merupakan bijih nikel dengan kadar tinggi (saprolite) atau bijih nikel dengan kadar rendah (limonite). Ujar Muchtazar, Sustainability Manager Nickel Industries. Jumat, 1 september 2023.
"Jadi menurut saya yang akan habis itu sebenarnya saprolite atau nikel kadar tinggi. Kenapa karena penggunaannya berbeda," ungkapnya saat ditemui di Jakarta.
Baca juga
- UIN Raden Fatah-Kejati Sumsel Gelar Kuliah Iftitah dan Sepakat Kerja Sama Bidang Hukum
- TrenAsia ESG Awards 2023: 58 Perusahaan dan 4 CEO Terbaik Peraih Penghargaan
- Yahoo Mail Bakal Berikan Fitur AI Generatif
Muchtazar menjelaskan, bijih nikel dengan kadar tinggi (saprolite) biasanya lebih mudah dijual karena smelter untuk mengolah nikel tersebut sudah tersedia. Sedangkan nikel kadar rendah atau limonite masih jarang terserap.
Sekedar informasi, limonite memiliki karakteristik sebaliknya dari saprolite. Bijih saprolite biasanya memiliki kadar nikel 1,5% hingga 3% sementara untuk bijih limonite memiliki kadar nikel 0,8% hingga 1,5%.
Saprolite banyak diolah melalui sistem Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang nantinya menghasilkan produk berupa Nickel Pig Iron (NPI), Feronikel (FeNi), atau Nickel Matte.
Berkaca dari hal ini menurut Muchtazar, bijih nikel jenis saprolite bisa saja memiliki cadangan yang menipis bahkan di bawah 10 tahun. Sedangkan untuk bijih nikel kelas limonite masih berumur panjang sampai 20 tahun kedepan.
Maka dari itu Nickel Industries, masih terus menggenjot produktifitasnya dan pede jika cadangan nikel masih bisa dioptimalkan. Perusahaan juga sembari bergerak secara pararel ke renewable energy.
Sebelumnya, hal yang sama diungkap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang membantah cadangan nikel di RI hanya bertahan 15 tahun
Justru menurutnya cadangan mineral tersebut masih banyak yang belum dieksplorasi. Bahlil menyebut cadangan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia, yakni sebesar 25%.
Selain itu, ia menilai Indonesia baru menggarap nikel secara masif pada 2017 sampai 2018, karena itu, pemerintah akan tetap mendorong pembangunan smelter nikel, yang ditargetkan mencapai 53 smelter pada 2024.
Bahlil mengakui hal ini karena masih banyaknya wilayah yang belum dieksplorasi, salah satunya di Papua sehingga tak perlu khawatir pasalnya ia yakin cadangan nikel nasional masih melimpah.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky