Ekonomi dan UMKM
Berhenti Operasi Taman Nasional Bromo Mengalami Kerugian Rp89,76 Miliar
Jakarta, Wongkito.co - Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ditutup sementara, akibat kebakaran hutan beberapa waktu yang lalu. Akibat berhentinya operasi kawasan tersebut diperkirakan kerugian mencapai Rp89,76 miliar.
Hal tersebut dikatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Salahhudin Uno. Lanjutnya, berhentinya operasi di kawasan Taman Nasional Bromo selama 13 hari mengakibatkan kerugian yang begitu besar. Ujarnya. Selasa, 26 september 2023.
Sementara itu, kalau kita hitung kerugian dari dua sisi yaitu dari nihilnya pemasukan tiket dan adanya kerugian yang timbul dari biaya pengeluaran. “Potential loss sektor pariwisata sebesar Rp89,76 miliar,” ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno secara daring,
Nia menyebut Bromo yang masuk sebagai salah satu dari sepuluh destinasi wisata prioritas ini tiap harinya menghasilkan pemasukan hingga Rp121 juta. Adapun pengeluaran wisatawan tiap harinya di kawasan tersebut mencapai Rp6,7 miliar.
Baca juga
- Samsung Galaxy Flip5 Menawarkan Peningkatan Flagship
- 41 Sumur Tua di Muara Enim Kembali Dioperasikan, Hasilkan Minyak Bumi
- Langgar Aturan: Pemerintah Pastikan tidak Izikan e-Commerce TikTok
Lebih lanjut, Nia menyebutkan 13 hari penutupan membuat Bromo megalami kerugian Rp1.577.989.515 dengan total loss spending sekitar Rp89.184.139.737 dari pengeluaran. Perhitungan hal tersebut didapatkan dari empat variabel yang meliputi jumlah kunjungan wisatawan tiap hari, harga tiket wisatawan lokal maupun mancanegara, biaya pengeluaran wisatawan kala berkunjung serta lamanya penutupan Kawasan Wisata Gunung Bromo.
Hotel juga Turun
Selain menimbulkan kerugian dalam nominal uang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan kebakaran yang terjadi turut memengaruhi okupansi hotel di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Sandiaga mencatat adanya penurunan signifikan dalam tingkat okupansi hotel hingga 80%. Dia mendesak semua pengelola taman nasional mengadakan kajian lebih lanjut guna meningkatkan perhatian terhadap aspek keselamatan pengunjung. Dengan cara tersebut, Sandiaga percaya sektor pariwisata yang berkelanjutan dapat terwujud.
Baca juga
- Pengurus Nasional Resmi Terbentuk, AMSI Ajak Semua Pihak Bentuk Ekosistem Bisnis Media Siber yang lebih Baik
- Yudisium ke-20 FISIP UIN Raden Fatah Palembang Luluskan 28 Sarjana Baru
- Mantap! bank bjb Raih Top 50 Emiten di 14th IICD Corporate Governance Award 2023
Kawasan Wisata Gunung Bromo diketahui sempat ditutup selama 13 hari karena adanya kebakaran yang melahap Blok Savana Lembah Watangan, atau Bukit Telletubies pada 6 September 2023 lalu.
Kebakaran dipicu penggunaan flare sebagai salah satu properti dalam sesi foto prewedding yang dilakukan pasangan bersama dengan WO prewedding di kawasan tersebut.
Percikan dari flare tersebut kemudian diketahui menyulut munculnya api pada lahan yang di atasnya terdapat banyak tumbuhan kering. Percikan api yang menyulut rerumputan kering di kawasan tersebut diketahui tidak segera dipadamkan saat kejadian.
Usai kejadian tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kemudian melakukan rehabilitasi untuk memperbaharui dan mengembalikan TNBTS. Rehabilitasi tersebut dilakukan dengan rehabilitasi fisik, rehabilitasi ekonomi, rehabilitasi sosial dan rehabilitasi manajemen.
Kemenparekraf juga berkoordinasi dengan KLHK terkait rehabilitasi guna bersiap memasarkan kembali Bromo supaya memberikan nilai ekonomi kembali.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto pada 26 Sep 2023