Berikut 5 Strategi Trisula Textile (BELL) pada 2022, Bidik Pertumbuhan Penjualan dan Laba 8 Persen

Pabrik PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) (Perseroan)

JAKARTA - Emiten textile dan garmen PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar 8% pada 2022.

Dalam merealisasikan target yang dimiliki perseroan, Direktur Utama Trisula Textile Karsongno Wongso Djaja mengungkapkan perseroan memiliki lima strategi yang akan difokuskan untuk menghadapi tahun 2022. Adapun strategi pertama yakni meningkatkan penjualan dengan jaringan distribusi perseroan serta meningkatkan sinergi dengan entitas anak. 

Sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis produksi seragam, BELL memiliki 6 keagenan untuk mensuplai kain-kain dari manufaktur kepada agen-agen di daerah. Selain itu, perseroan memiliki visi untuk menangani khusus retail dengan merek JOBB dan Jack In Claus, sekaligus membuat produk yang inovatif.

Baca Juga :

Kedua, mengembangkan penjualan online. Melihat adanya peningkatan penjualan online, Trisula berencana untuk terus mengembangkan bisnisnya melalui penjualan menggunakan media online.

“Karena kita melihat dari tahun ke tahun terjadi peningkatan penjualan, sehingga perseroan berencana untuk meningkatkan penjualan melalui saluran online ke depannya,” ujar Karsongno dalam public expose BELL pada Rabu, 27 April 2022.

Ketiga, mengembangakan produk JOBB. Karsongo menjelaskan salah satu produk retail perseroan dengan merek JOBB, rencananya akan ditargetkan kepada kalangan pasar dengan umur yang lebih muda, sehingga produk tersebut akan dikembangkan dengan gaya yang lebih kasual.

Keempat, meningkatkan ekspor. Perseroan akan mengekspor langsung kepada customer sambil terus bekerja sama dengan garmen-garmen lokal yang bertujuan pada ekspor.

“Dengan adanya kombinasi ini, kita harapkan dapat meningkatkan penjualan kain untuk market-market ekspor,” tambah  Karsongo.

Kelima, meningkatkan kepatuhan ESG. BELL akan terus meningkatkan kepatuhan terhadap ESG untuk mencapai target energi bersih 2030. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menggunakan energi terbarukan dengan menggunakan cangkang sawit yang dicampur dengan batu bara, meningkatkan efektivitas pengelolaan batu bara untuk mengurangi limbah P3.

Kemudian, memaksimalkan memanfaatkan daur ulang air recycle 50% untuk proses produksi, dan mengurangi intensitas energi 10% dengan memanfaatkan energi terbarukan serta

Sementara itu dari segi belanja modal (Capital Expenditure) Capex perseroan menargetkan nilai Capex hingga  Rp15 miliar - Rp16 miliar yang akan difokuskan untuk rekturisasi permesinan.

Kedepannya perseroan ingin meningkatkan kualitas pada produk, dan mendukung strategi dalam membuat produk yang inovatif sekaligus memperhatikan kondisi ekonomi yang akan terjadi kedepannya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 27 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories