Bikin Haru! Lagu Darah Juang Tutup Rangkaian Peluncuran Buku Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran

Bikin Haru! Lagu Darah Juang Tutup Rangkaian Peluncuran Buku Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran (Tangkapan layar jakartanicus)

SUASANA mengharukan terjadi pada setiap sesi peluncuran buku berjudul Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran, yang diselenggarakan bertepatan pada Hari Perempuan Internasional, di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Peluncuran buku foto yang berkisah tentang keterlibatan 43 orang perempuan dalam gerakan demokratik dari berbagai penjuru Nusantara beberapa tahun sebelum dan menjelang Reformasi 1998, dimana mayoritas penulis adalah kader Partai Rakyat Demokratik (PRD) dilaksanakan di kawasan Jalan Gatot Subroto dan live streaming melalui kanal youtube Jakartanicus.

"Buku inilah adalah tulisan kami, yang menceritakan bagaimana keterlibatan perempuan dalam perjuangan melawan orde baru," kata salah seorang penggagas Nuraini Hilir.

Baca Juga:

Ia bercerita awalnya ada empat orang penggagas sebagai pencetus membuat buku tersebut. Dan akhirnya, didukung oleh kawan-kawan lain sehingga akhirnya diluncurkan buku ini, cerita Nuraini.

Nor Hiqmah, yang juga penggagas buku Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran usai menerima langsung buku dari Direktur Balai Pustaka, Ahmad Fahroji mengungkapkan buku ini merupakan salah satu upaya kami sebagai orang tua ingin memberikan pengalaman kepada anak-anak yang berjuang merebut demokrasi untuk keadilan.

"Di masa muda, kawan-kawan kami hidup dan matinya berjuang untuk menegakkan keadilan dan kebenaran," ungkap dia.

Menurut Hiqmah, tidak mudah untuk menyelesaikan buku ini,  hampir dua tahun berusaha disiapkan mulai dari diskusi awal, mendata kawan-kawan sampai dengan mengumpulkan tulisan dan pemotretan.

Tak kalah pentingnya, pengeditan buku hingga menjadi karya yang layak  untuk dibaca generasi muda ini juga menjadi kunci akhirnya buku terbit, tambah dia.

Buku Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran, diedit oleh dua jurnalis perempuan senior, Linda Christanty dan Fransisca R Susanti sehingga menurut Nuriani buku tersebut karena dari tangan dingin keduanya, tulisan yang sebelumnya biasa saja menjadi sangat luar biasa.

Nuraini menjelaskan untuk lebih jelas mengetahui bagaimana keterlibatan 43 perempuan dalam buku tersebut silakan memesan karena pemesanan dengan diskon 25 persen masih dibuka hingga 12 Marer 2024.

Bantu Hidupkan Balai Pustaka

Direktur Balai Pustaka, Ahmad Fahroji mengatakan sangat berterima kasih atas kehadiran buku Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran.

"Buku ini sudah menghidupkan kembali Balai Pustaka," kata dia.

Ia mengungkapkan selama ini banyak yang  tidak tahu bagaimanan peran Balai Pustaka untuk bangsa ini.

Dengan terbitnya,  buku ini akan kembali mengingatkan masyarakat terhadap eksistensi perusahaan percetakan dan penerbitan milik negara tersebut, ungkap dia.

 

Ahmad menjelaskan pihaknya dengan senang hati akan terus menyosialisasikan buku tersebut ke seluruh masyarakat Indonesia maupun jejaring di luar negeri.

"Kami juga akan mengajak BUMN-BUMN lainnya untuk membeli buku yang sangat berkualitas ini,"  ujar dia.

Seperti diketahui, sebagai penerbit milik negara yang kini berstatus BUMN, Balai Pustaka telah menerbitkan buku dengan beragam tema, termasuk sejarah perjuangan bangsa ini, dan cerita-cerita rakyat.

Buku Memori Perempuan Melawan Tiran ini, adalah buku menarik yang patut diapresiasi dan sebarluarkan, tambah dia.

Beda Tulisan Perempuan

Feminis dan pendiri Yayasan Kalyamitra, Ruth I Rahayu mengungkapkan banyak cerita menarik dalam buku ini, tapi di masa itu perempuan PRD berjuang tidak menggunakan ketentuan-ketentuan dalam gerakan feminisme.

Namun dari proses  mengorganisiran yang dilakukan kepada buruh, petani dan kelompok marginal lainnya akan menjadikan gerakan perempuan ini mengetahui bagaimana beragam permasalahan yang dihadapi perempuan, sehingga dapat merenungkan temuan sendiri persoalan perempuan, ujar dia.

Karena itu, ia menambahkan pascareformasi 1998 mulai dengan gagasan dan inisiasi ranah perjuangan lebih ril menitik beratkan realitas aktivis perempuan untuk memperjuangkan diri sendiri atau kaum perempuan. Termasuk perjuangan kawan-kawan dalam pekerjaan, rumah tangga dan juga aktivis perempuan sakit.

Baca Juga:

Di sisi lain, Ruth menambahkan terkait dengan narasi yang ditulis perempuan memiliki kekhasan sendiri, dimana penulis tidak dibalut dengan heroisme yang biasanya ditemukan pada tulisan laki-laki.

Sedangkan tulisan perempuan memang sangat berbeda karena ada sisi humanisme yang  lebih diutamakan, demikian ungkap Ruth.

Sementara peluncuran buku dibuka secara resmi oleh Wamen Kominfo, Nezar Patria dan sambutan dari Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid.

Acara yang dipandu Sekar Juang, generasi Z anak salah kader PRD ditutup dengan menyanyikan lagu Darah Juang yang diciptakan John Tobing yang juga kader PRD.(Nila Ertina)


Related Stories