Bukalapak Catat Laba Bersih per Semester I-2022 Sebesar Rp8,59 Triliun

Warga mengakses logo Bukalapak melalui website di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. (TrenAsia/Ismail Pohan)

JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatat laba bersih sebesar Rp8,59 triliun per semester I-2022 karena didorong oleh pendapatan nilai investasi market-to-market di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). 

Pencatatan laba ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu saat Bukalapak mencatat kerugian bersih sebesar Rp767 miliar.

Mengacu laporan keuangan perusahaan, Bukalapak membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,69 triliun. Meningkat 95,94% dari tahun sebelumnya Rp863,62 miliar.

Baca Juga :

Sedangkan, laba nilai investasi yang belum direalisasikan mencapai Rp9,79 triliun. Sehingga, setelah dikurangi beban dan pendapatan operasi lainnya, perseroan mengantongi laba usaha senilai Rp8,60 triliun.

Pertumbuhan yang signifikan ini terjadi setelah pada 18 Januari 2022, Bukalapak resmi membeli 2,5 miliar lembar saham Allo Bank dengan cara menebus right issue (hak memesan efek terlebih dahulu/HMETD) di harga Rp478 perlembar saham. 

Nilai pembelian tersebut mencapai Rp1,2 triliun dan dengan demikian, Bukalapak mengakuisisi 11,49% saham Allo Bank

Sementara itu, dari sisi operasional, pendapatan Bukalapak mengalami pertumbuhan 105% pada kuartal II-2022 menjadi Rp903 miliar.

Tumbuhnya pendapatan Bukalapak pada kuartal II-2022 didukung oleh pendapatan mitra yang naik 242% menjadi Rp498 miliar, dan pada semester I-2022, pendapatan mitra tercatat tumbuh 235% menjadi Rp970 miliar.

VP of Corporate Secretary Bukalapak Perdana Arning Saputro mengatakan, kontribusi mitra Bukalapak terhadap pendapatan perusahaan menunjukkan peningkatan dari 33% pada kuartal II-2021 menjadi 55% pada kuartal II-2022.

Ia menambahkan, mitra Bukalapak adalah penggerak utama bertumbuhnya kinerja perusahaan pada semester I-2022 yang mana total transaksi yang benar-benar terjadi (total processing value/TPV) untuk mitra pada kuartal II-2022 tumbuh 25% menjadi Rp17,7 triliun.

Pertumbuhan itu turut mendongkrak TPV untuk semester I-2022 menjadi Rp35 triliun atau tumbuh 46% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Menurut Perdana, pertumbuhan tersebut didorong oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan Bukalapak kepada para mitra.

Pada akhir Juni 2022, jumlah mitra yang terdaftar mencapai 14,2 juta,  meningkat 27% dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021.

Bukalapak juga mencatat perbaikan rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV yang menjadi 1% dibanding sebelumnya 1,2%.

Sementara itu, margin kontribusi Bukalapak yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -0,2% pada semester I-2021 menjadi -0,1% pada semester I-2022.

Margin kontribusi Bukalapak terhadap TPV marketplace pun meningkat dari -0,1% pada semester I-2021 menjadi 0,3% pada semester I-2022.

Kemudian, margin kontribusi terhadap TPV mitra juga membaik dari -0,5% pada semester I-2021 menjadi -0,4% pada semester I-2022.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 07 Aug 2022 

Bagikan

Related Stories