Ragam
Cek 5 Cara Tenang Hadapi Demo Tanpa Panic Buying
JAKARTA – Gelombang demonstrasi yang merebak di sejumlah kota Indonesia beberapa hari terakhir membawa dampak psikologis dan sosial yang besar. Bukan hanya pada aktivitas ekonomi dan lalu lintas, tetapi juga pada pola belanja masyarakat.
Fenomena panic buying bisa kembali muncul, ketika warga berbondong-bondong memborong sembako, bahan bakar, hingga obat-obatan karena takut stok barang akan menipis. Fenomena ini sebetulnya bukan hal baru. Setiap kali terjadi krisis dari pandemi, konflik global, hingga situasi politik masyarakat cenderung bereaksi berlebihan.
Ketika informasi simpang siur beredar, ketakutan kolektif membuat orang membeli jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Padahal, sebagian besar kelangkaan yang terjadi bukan karena rantai pasok terhenti, melainkan akibat kepanikan yang memperburuk situasi.
Perilaku konsumen panic buying lebih banyak dipicu oleh faktor psikologis ketimbang realita di lapangan. Ketika seseorang melihat rak supermarket kosong atau antrean panjang di SPBU, dorongan untuk ikut memborong muncul meski sebenarnya stok masih tersedia di gudang.
Hal inilah yang membuat gejolak harga semakin parah, dan pada akhirnya merugikan masyarakat kelas bawah yang paling terdampak. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berulang kali menegaskan bahwa stok beras, gula, minyak goreng, hingga BBM masih aman.
Namun, pernyataan resmi sering kalah cepat dengan rumor di media sosial yang menyebar tanpa kendali. Di sinilah pentingnya masyarakat lebih bijak mengelola emosi, informasi, dan kebutuhan sehari-hari.
Untuk membantu publik tetap tenang, berikut 5 cara menghadapi demo tanpa terjebak panic buying:
Saring Informasi dengan Cerdas
Jangan mudah percaya kabar kelangkaan yang beredar di media sosial. Pastikan informasi berasal dari sumber resmi seperti Kementerian Perdagangan, Pertamina, atau Badan Pangan Nasional. Informasi yang salah hanya memperbesar kepanikan.
Belanja Sesuai Kebutuhan
Membeli barang berlebihan hanya akan memicu kelangkaan buatan. Ambil secukupnya sesuai kebutuhan rumah tangga agar stok di pasar tetap stabil dan semua orang bisa mendapat bagian.
Gunakan Metode Pembayaran Digital
Di tengah demo, antrean panjang sering terjadi. Menggunakan e-wallet atau transfer bank bisa mempercepat transaksi sekaligus mengurangi potensi gesekan di lapangan.
Bangun Solidaritas Komunitas
Jangan hadapi situasi ini sendirian. Berbagi informasi akurat dengan tetangga atau komunitas lokal akan membantu semua orang tetap tenang. Dalam kondisi sulit, solidaritas jauh lebih bermanfaat daripada menimbun.
Kelola Stok Rumah Tangga dengan Bijak
Jika perlu menyiapkan cadangan, lakukan secara bertahap dan wajar. Misalnya, menambah persediaan beras atau air minum untuk beberapa hari ke depan, bukan membeli hingga berbulan-bulan.
Dengan menjaga ketenangan, masyarakat tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu stabilitas pasar secara keseluruhan. Karena pada akhirnya, krisis bukan hanya tentang stok barang, tetapi juga tentang bagaimana publik mengelola rasa takutnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 01 Sep 2025