CekFakta
Cek Fakta: Konten Berisi Klaim India tidak Terima Pengungsi Rohingya
Sebuah video bereda pada 6 Desember 2023, berisi klaim tentang tiga alasan etnis Rohingya tidak mengungsi ke India, beredar di <a href="https://www.tiktok.com/@abang_india/video/7309411160229481733?q=rohingya&t=1703670270804">TikTok</a> [ <a href="https://web.archive.org/save/https://www.tiktok.com/@abang_india/video/7309411160229481733?q=rohingya&t=1703670270804">arsip</a> ].
Salah satu alasan disebut bahwa India tidak menerima orang Rohingya karena populasi yang padat.
Seorang pria dalam video itu menjelaskan bahwa ada tiga alasan pengungsi Rohingya tidak mengungsi ke India.
Pertama, karena orang Rohingya tidak terima jika disebut sebagai orang India.
Kedua, India tidak menerima orang Rohingya dari dulu karena alasan populasi India yang sudah padat.
Ketiga, pengungsi Rohingya selalu menuju negara muslim seperti Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia
Baca Juga:
- AK-47 Senjata Serbu Legendaris dari Rusia
- Tempat Wisata Menarik di Magetan
- Lontong Balap Kuliner Khas Surabaya yang Tak Boleh Dilewatkan
Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat lebih dari 19.300 komentar dan dibagikan sebanyak 3.461 kali.
Benarkah pengungsi Rohingya di India?
Hasil cek fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa India selama ini menerima pengungsi Rohingya. Berdasarkan laporan <a href="https://reliefweb.int/report/india/acaps-briefing-note-india-myanmar-refugees-28-july-2023#:~:text=As%20at%202023%2C%20India%20was,11%2F05%2F2023).">The Assessment Capacities Project (ACAPS)</a> per Juli 2023, India menampung lebih dari 74.600 pengungsi dari Myanmar pada 2023.
Gejolak politik dan kekerasan di Myanmar setelah kudeta militer pada Februari 2021 telah menyebabkan gelombang besar pengungsi dari Myanmar mencari keamanan dan perlindungan di timur laut India.
Pengungsi dari Myanmar termasuk pengungsi Rohingya yang “tidak mempunyai kewarganegaraan” dan warga negara Myanmar, terutama dari negara bagian Chin dan Sagaing.
Mereka sebagian besar mengungsi di negara bagian Arunachal Pradesh, Manipur, Mizoram, dan Nagaland.
Populasi Rohingya di India mencakup orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan sebelumnya di Myanmar dan mereka yang baru saja tiba dari kamp di Bangladesh.
Gelombang pengungsi Rohingya telah datang ke India sejak tahun 1970 dari Myanmar dan Bangladesh.
Menurut perkiraan publik Pemerintah India pada tahun 2017, sekitar 40 ribu pengungsi Rohingya tinggal di India, dan setidaknya 13 ribu di antaranya masuk antara tahun 2012-2016.
Lebih dari 20 ribu orang terdaftar di UNHCR.
Sebagian besar warga Rohingya tinggal di kamp-kamp dan permukiman informal di kota Delhi, Hyderabad, Jammu, Noida, dan Nuh.
Menurut <a href="https://www.refugeesinternational.org/reports-briefs/shadow-of-refuge-rohingya-refugees-in-india/">Refugees International</a>, pengungsi Rohingya sebagian besar berasal dari Bangladesh.
Para pengungsi mengatakan kepada tim Refugees International bahwa mereka meninggalkan Bangladesh dan datang ke India karena mereka tidak mendapatkan tempat tinggal dan ransum di kamp-kamp pengungsian.
Kondisi yang memburuk di kamp-kamp Bangladesh, termasuk meningkatnya insiden serangan dan pembunuhan yang ditargetkan oleh kelompok-kelompok radikal, juga memotivasi beberapa orang Rohingya untuk pergi ke India. Sebagian lainnya, yang menghadapi kesulitan di India, memilih untuk kembali ke Bangladesh.
Video yang memperlihatkan kondisi pengungsi Rohingya di India mudah dijumpai pada kanal-kanal YouTube stasiun televisi berita.
Kanal YouTube stasiun televisi <a href="https://www.youtube.com/watch?v=tVGcy1pDzx4">Al Jazeera English</a> pernah memuat laporan berjudul "India: Baby dies after teargas fired at Rohingya refugees trying to escape detention centre". Laporan itu diunggah pada 25 Juli 2023.
<a href="https://www.youtube.com/watch?v=92lp9X9GuRk">CBC News: The National</a> juga pernah melaporkan kondisi pengungsi Rohingya di India yang saat ini menghadapi ancaman deportasi kembali ke Myanmar.
Regulasi Pemerintah India untuk Pengungsi Rohingya
Menurut laporan BBC, India tidak menandatangani undang-undang internasional seperti Konvensi PBB tahun 1951 dan Protokol tahun 1967, yang menjamin hak pengungsi untuk mencari suaka dan melindungi mereka agar tidak dikirim kembali ke tempat-tempat yang mengancam jiwa.
India juga tidak memiliki kebijakan nasional atau undang-undang untuk menangani pengungsi.
Dengan demikian India tidak memiliki prosedur yang memungkinkan pengungsi untuk mencari suaka dan mereka yang memasuki negara tersebut tanpa visa diperlakukan sebagai imigran ilegal berdasarkan Undang-Undang Orang Asing atau Undang-Undang Paspor India.
Satu-satunya perlindungan yang dimiliki pengungsi di India adalah hak untuk hidup berdasarkan Pasal 21 dan perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan secara sewenang-wenang berdasarkan Pasal 14 konstitusi.
Pada tahun 2019, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sebenarnya mengesahkan Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA) yang menawarkan amnesti dan mempercepat jalan menuju kewarganegaraan India bagi “imigran ilegal” non-Muslim dari negara-negara tetangga, seperti Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Namun UU ini kemudian mendapatkan protes yang luas.
India pernah mendeportasi beberapa pria etnis Rohingya pada tahun 2017, namun keputusan itu memicu kecaman internasional.
Suhas Chakma, direktur lembaga think tank Rights and Risks Analysis Group yang dikutip oleh BBC, mengatakan, alasan mengapa banyak pengungsi Rohingya tidak dideportasi saat ini adalah karena ada serangkaian kasus di Mahkamah Agung yang meminta pemerintah untuk tidak mengambil tindakan drastis.
Baca Juga:
- Hoaks Artis dan Pengusaha Tidak Mendukung Anies sebagai Capres
- Cocok buat Liburan Nataru, Telkomsel melalui IndiHomeTV Luncurkan Layanan Digital IndiHome Karaoke, Hadirkan Pengalaman Karaoke yang Menarik dan Interaktif
- Mantap! Beroperasi 2 Bulan, Penumpang Whoosh Capai 1 Juta Penumpang
Pada tahun 1996, misalnya Mahkamah Agung memutuskan bahwa prinsip tidak kembalinya pengungsi adalah bagian dari hak untuk hidup berdasarkan Pasal 21 konstitusi.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa tidak ada pengungsi Rohingya di India adalahkeliru. Setidaknya 13.000 pengungsi Rohingya memasuki India antara tahun 2012 dan 2016.
Gelombang pengungsi Rohingya telah datang ke India sejak tahun 1970 dari Myanmar dan Bangladesh. Menurut perkiraan publik Pemerintah India pada tahun 2017, sekitar 40 ribu pengungsi Rohingya tinggal di India, dan setidaknya 13 ribu di antaranya masuk antara tahun 2012-2016. Lebih dari 20 ribu orang terdaftar di UNHCR.
Sebagian besar warga Rohingya tinggal di kamp-kamp dan permukiman informal di kota Delhi, Hyderabad, Jammu, Noida, dan Nuh.
Rujukan
https://www.tiktok.com/@abang_india/video/7309411160229481733?q=rohingya&t=1703670270804
https://web.archive.org/save/
https://www.tiktok.com/@abang_india/video/7309411160229481733?q=rohingya&t=1703670270804
https://reliefweb.int/report/india/acaps-briefing-note-india-myanmar-refugees-28-july-2023#:~:text=As%20at%202023%2C%20India%20was,11%2F05%2F2023).
https://www.refugeesinternational.org/reports-briefs/shadow-of-refuge-rohingya-refugees-in-india/
https://www.youtube.com/watch?v=tVGcy1pDzx4
https://www.youtube.com/watch?v=92lp9X9GuRk mailto:cekfakta@tempo.co.id.(cekfakta.com)